Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Sulit Ditangani, Alergi Makanan pada Anak Bisa Dicegah

Diketahui bahwa makanan menjadi penyebab utama alergi pada anak, terutama anak-anak di bawah usia dua tahun.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Sulit Ditangani, Alergi Makanan pada Anak Bisa Dicegah
Shutterstock
Sulit Ditangani, Alergi Makanan pada Anak Bisa Dicegah 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Dokter spesialis konsultan alergi dan rematologi anak Dr dr Zahrah Hikmah SpA(K) menyebut alergi makanan merupakan salah satu alergi yang sulit ditangani oleh ahli alergi.

Diketahui bahwa makanan menjadi penyebab utama alergi pada anak, terutama anak-anak di bawah usia dua tahun.

Menurutnya, saat ini selain insiden alergi meningkat, ternyata pengetahuan tentang alergi makanan juga berkembang pesat di media sosial.

Baca juga: 5 Efek Samping Banyak Konsumsi Durian: Bisa Picu Alergi Hingga Naikkan Potensi Gula Darah Rendah

Baca juga: Animal Welfare, Telur yang Diternakkan dengan Konsep Cage-Free Terbukti Anti Alergi

“Tetapi dari semua yang ditulis di media sosial ternyata sebagian besar itu tidak jelas sumbernya,” ungkap dr Zahrah dikutip dalam kegiatan virtual yang digelar UGM, beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, alergi makanan terjadi apabila sistem imun seseorang bereaksi terhadap makanan tertentu. Dimana, hal tersebut tidak terjadi pada individu lain.

Seseorang yang mengalami alergi disebut sebagai individu yang memiliki bakat atopi.

BERITA REKOMENDASI

“Atopi adalah secara genetik seseorang mempunyai kecenderungan untuk menderita alergi. Sedangkan apa yang disebut dengan penyebab dari alergi atau alergen adalah bahan makanan yang bisa mencetuskan kejadian alergi,” jelasnya.

Dr Zahrah menerangkan, alergi sebenarnya dapat dicegah. Pencegahan alergi tersebut dapat dilakukan dengan memberikan ASI eksklusif.

Selain itu, jika belum ada gejala alergi tetapi memiliki riwayat alergi tidak perlu diet alergi.

Apabila tidak dapat menyusui, lanjutnya, anak bisa mendapatkan formula terhidrolisa parsial atau ektensif dan pada bayi yang lahir sesar bisa ditambahkan probiotik.

“Jadi sebelum timbul gejala pada bayi maka kita bisa memberikan ASI ekslusif. Jangan pernah menyetop ASI pada anak alergi,” jelasnya.


Ia menegaskan, soya tidak dapat mencegah alergi. Pemberian soya, lanjutnya, hanya sebagai pengganti ASI ketika ibu sudah tidak dapat menyusui lagi. Ia juga mengimbau agar orang tua tidak memberikan soya kepada bayi yang baru lahir dan belum jelas alerginya.

Terdapat tiga pilihan susu jika anak menderita alergi sejak bayi namun ibu sudah tidak mampu memberikan ASI.

Tiga rekomendasi itu yaitu susu yang terhidrolisa lebih lanjut, susu asam amino, dan susu soya atau susu berbasis kedelai.

“Susu berbasis kedelai yang dimaksud bukan susu yang dijual di pasaran atau buatan sendiri,” jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas