Penyakit Kritis Semakin Banyak Serang Kaum Muda, Proteksi Asuransi Makin Dibutuhkan
Menurutnya, yang perlu diwaspadai, usia pasien penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) semakin muda.
Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah penyakit kritis belakangan ini kondisinya cukup memprihatinkan.
Di Indonesia sederet penyakit seperti jantung, stroke, dan diabetes menyumbangkan angka kematian.
Hal ini dijelaskan dr Bobi Prabowo SpEM M Biomed, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Ahli Emergensi Indonesia (PERDAMSI).
“Saat ini penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia adalah penyakit jantung, stroke dan diabetes," katanya.
Dokter Bobi Prabowo mengatakan hal ini dalam acara virtual health talk bersama Hanwha Life Insurance Indonesia (Hanwha Life), salah satu asuransi terbesar dari Korea Selatan bertajuk cepat tanggap mengatasi situasi darurat gejala critical illness dan omicron.
Menurutnya, yang perlu diwaspadai, usia pasien penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) semakin muda.
Baca juga: Cara Sederhana Deteksi Kesehatan Mata yang Bisa Dilakukan di Rumah
"Sekarang, usia 20-an sudah harus waspada akan hipertensi, kolestrol dan stroke. Semua ini berkaitan dengan gaya hidup yang kurang sehat," jelasnya.
Jika penyakit kriris sudah menyerang, tentu biaya yang dikeluarkan pun tak sedikit.
Di sinilah pentingnya asuransi.
Selain pencegahan, deteksi dini, dan pertolongan pertama terhadap penyakit kritis, maka asuransi juga perlu dipikirkan jauh sebelum penyakit menyerang.
Baca juga: Punya Tujuan Mulia, Awkarin Buat Platform Kesehatan Mental
Dalam kesempatan sama, Umbu Prabawa, Agency Channel Head Hanwha Life Insurance Indonesia, mengungkapkan, Hanwha Smart CI Plus untuk perlindungan penyakit kritis adalah hadiah cinta terbesar bagi keluarga.
"Dengan biaya perawatan penyakit kritis berkisar ratusan juta hingga miliaran rupiah, asuransi penyakit kritis seperti Hanwha Smart CI Plus menjadi proteksi yang wajib dimiliki sejak dini," ujarnya.
PT Hanwha Life Insurance Indonesia telah terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan.
Pada kuartal III 2021, Hanwha Life memiliki total aset Rp2,05 triliun, tingkat solvabilitas (RBC) 6.836,11%, serta telah membayarkan klaim dan manfaat kepada nasabah sebesar Rp48,53 miliar.