Selain Obat, Nutrisi Tepat Diperlukan agar Penderita TBC Sembuh
Pakar nutrisi dr. Ida Gunawan, MS, Sp.GK mengatakan, penyakit Tuberkulosis (TBC) bisa disembuhkan dengan perawatan dan pemenuhan nutrisi yang tepat.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar nutrisi dr. Ida Gunawan, MS, Sp.GK mengatakan, penyakit Tuberkulosis (TBC) bisa disembuhkan dengan perawatan dan pemenuhan nutrisi yang tepat.
“TBC itu membutuhkan bukan sekedar terapi obat-obatan, tapi juga modifikasi gaya hidup. Perbaikan pola sanitasi, pola istirahat dan aktifitas, serta pola makan adalah bagian supportive yang tidak bisa dilepaskan. Malnutrisi sendiri menjadi momok yang bisa memperburuk kondisi pasien TBC dan bisa meningkatkan angka kematian,” jelas dr. Ida Gunawan, MS, Sp.GK dalam kegiatan media brief Kalbe.
Ia mengatakan, sekitar seperempat kasus TBC baru global berkaitan dengan kekurangan gizi.
Baca juga: Nutrisi yang Perlu Dipenuhi bagi Seorang Pelari Antusias
Baca juga: Gejala Awal Penyakit TBC yang Perlu Diketahui
Di sisi lain, jumlah kejadian TBC dalam satu tahun adalah 3.219 orang (0,5 persen dari 624.562 responden) dan sebanyak 28,7 persen dari 3.219 penderita TBC di Indonesia berstatus gizi rendah (malnutrisi).
“Diet yang berfokus pada perbaikan jenis dan jumlah protein, membantu meningkatkan masa otot dan imunitas pasien TBC. Tak kalah penting pula, peran mikronutrisi seperti vitamin C, D, E, dan mineral, seperti selenium dan zinc juga berpengaruh pada fungsi paru dan membantu proses pemulihan,” ungkapnya.
Penderita TBC memerlukan pola makan yang tepat, bertahap, dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.
Sayangnya, pasien TBC sering kali mengalami mual dan tidak memiliki nafsu makan, sehingga nutrisi harian yang tepat sulit didapatkan.
“Suplementasi mikronutrien maupun penambahan susu ONS ini menjadi salah satu jalan atau kunci penting bagi pasien TB untuk meningkatkan nutrisi yang diperlukan. Harapannya, dengan pemenuhan nutrisi yang cukup bagi pasien TB sehingga dapat mengakhiri peningkatan kasus TB di Indonesia dan bisa menyelamatkan lagi pasien TB,“ tutur Product Management Kalbe, Apt. Kenny Kowira, S.Farm.
Dari data Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI), saat ini Indonesia menempati posisi ketiga kasus TBC terbesar di dunia.
"Setiap jam, 11 orang di Indonesia meninggal dunia karena TBC. Namun, kepedulian masyarakat terhadap penyakit ini tidak sebesar penyakit pernapasan lain seperti covid-19,” ujar perwakilan PDPI Jakarta dr. Sri Dhuny Atas Asri, Sp.P, FISR, MARS.
TBC merupakan salah satu penyakit menular yang menyerang paru-paru, akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penderitanya berisiko kematian.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 9.900.000 orang di dunia menderita TBC pada tahun 2021.