Nyeri Haid Karena Endometriosis Bisa Sebabkan Masalah Mental
Selain menimbulkan beban serius bagi kesehatan fisik perempuan, Endometriosis juga berdampak pada kesehatan mental perempuan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Nyeri haid saat datang bulan perlu diwaspadai.
Bisa jadi itu penyakit Endometriosis.
Endometriosis merupakan kelainan di mana jaringan yang biasanya melapisi rahim tumbuh di luar rahim, yang dapat mengakibatkan nyeri saat haid, berhubungan seks, atau buang air kecil.
Selain menimbulkan beban serius bagi kesehatan fisik perempuan, Endometriosis juga berdampak pada kesehatan mental perempuan.
Diperlukan perawatan medis dan bedah yang tinggi untuk menangani Endometriosis.
Baca juga: Jelang Bulan Puasa Satgas Minta Masyarakat Tetap Waspada Penularan Covid-19
Baca juga: Ramadan Tetap Patuhi Prokes: Boleh Bukber, Dilarang Ngobrol hingga Ceramah Maksimal 15 Menit
Psikolog Rika Vira Zwagery menjelaskan, dalam pengalamannya selama ini, tak jarang perempuan yang menderita endometriosis mengalami kecemasan, gangguan suasana hati, kehilangan kontrol diri, ketakutan, merasa tidak berdaya, pesimis, hingga depresi.
Diketahui, Endometriosis menyerang 10 persen perempuan usia produktif di seluruh dunia dan terus menjadi kasus serius di tingkat Global dan Regional.
“Di tengah tekanan-tekanan yang mungkin mereka rasakan, dan pada saat bersamaan
mereka harus menjalani pengobatan dalam waktu yang panjang, maka mereka akan cenderung mengalami stress bahkan depresi Jika dianalogikan, endometriosis dan kondisi psikologis ini bisa dikatakan sebagai pendulum, keluhan fisik yang dialami oleh penderita endometriosis akan berdampak pada kesehatan psikologis dan kesehatan psikologis akan mempengaruhi gejala endometriosis,” jelas Rika dalam kegiatan webinar, Selasa (29/3/2022).
Baca juga: Penderita Ginjal Boleh Berpuasa? Konsultasikan Dulu dengan Dokter dan Ahli Gizi
Rika menambahkan, perempuan penderita endometriosis harus didukung dengan support system yang kuat.
Support system tersebut terdiri dari pasangan, keluarga, rekan kerja, dokter, psikolog dan komunitas pasien yang bekerjasama dan saling memberikan dukungan untuk mengoptimalkan kondisi pasien.
“Penelitian menunjukan bahwa adanya hubungan yang baik antara pasien dengan support system-nya merupakan faktor protektif bagi kesehatan mental pasien endometriosis sehingga dapat memperbaiki kondisi mereka," tambahnya.
Selain itu, bergabung dengan komunitas endometriosis juga merupakan nilai plus sehingga pasien tetap dibekali dengan informasi yang benar.