Waspadai Tanda-tanda Mendengkur yang Tidak Normal
Kebiasaan mendengkur atau mengorok kerap dialami banyak orang. Biasanya disebabkan, oleh menyempitnya saluran napas.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kebiasaan mendengkur atau mengorok kerap dialami banyak orang. Biasanya disebabkan, oleh menyempitnya saluran napas.
Dokter Klinik Pusat Layanan Kesehatan Universitas Airlangga (PLK UNAIR) Elfrida Fausthina Lani mengatakan, mendengkur bisa dikatakan normal, ketika seseorang sangat kelelahan atau menderita penyakit ringan yang apabila lelah maupun penyakitnya sembuh, kebiasaan mendengkur akan hilang juga.
Baca juga: Studi di AS: Pengidap Sleep Apnea Berisiko Lebih Tinggi Terkena Covid-19 yang Parah Hingga Kematian
Baca juga: Mendengkur Bukan Berarti Tidur Nyenyak, Bisa Jadi Tanda Bahaya Jika Terjadi Seperti Ini
“Bagaimana ngorok itu yang tidak normal? Itu adalah ketika seseorang itu mengorok tapi dia mempunyai kondisi tidur yang cukup, sekitar 6-8 jam, tapi ketika bangun, rasanya masih ngantuk, tidak fresh. Ketika siang, itu masih ngantuk berat,” terang Dokter Elfrida dikutip dari laman unair.
Mendengkur yang Berbahaya
Keabnormalan itu, disebutnya gangguan apnea tidur obstruktif atau obstructive sleep apnea (OSA).
Ketika tidur, seseorang terbangun beberapa kali karena terhenti napasnya selama kurang lebih 10 detik.
"Otomatis otak akan merangsang kan untuk kita itu harus bernapas, akhirnya (terbangun dengan, red) kayak terkejut,” papar dokter Elfrida.
Dokter Elfrida menambahkan, gangguan apnea tidur obstruktif tidak hanya dialami oleh orang-orang berumur karena penyempitan saluran napas tidak memandang usia.
“Penyempitannya ini banyak sebabnya, misal seperti karena otot yang melemah ketika tidur atau ada gangguan pada sarafnya,” jelasnya.
Masyarakat dimintanya untuk tidak menganggap remeh kebiasaan mengorok. Pasalnya, bisa mempegaruhi kualitas hidup seseorang dan dapat menimbulkan penyakit komplikasi.
Ia menerangkan, sebagai dampak dari menurunnya asupan oksigen ke otak, komplikasi yang dapat terjadi antara lain gangguan stroke, gangguan metabolisme, dan lainnya.
Mencegah Gangguan Tidur
Untum mencegah gangguan apnea tidur obstruktif, Dokter Elfrida membagikan beberapa tips yang dapat dipraktikkan.
“Yang pertama, jaga berat badan agar tidak obesitas. Yang kedua, olahraga. Yang ketiga, hindari merokok, minum-minuman alkohol, makan-makanan juga harus dipilih juga, tidak sembarangan, tidak sering makan makanan yang hanya daging-dagingan saja, diimbangi juga dengan buah dan sayur,” pesannya.