Epidemiolog Unair: Penanganan Covid-19 Indonesia Kini Berbasis Data Bukan Lagi Asumsi
Dr Windhu Purnomo dr MS mengatakan, kebijakan pemerintah dalam menangani virus Covid-19 saat ini lebih baik jika dibanding dua tahun lalu.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Biostatistika Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) Dr Windhu Purnomo dr MS mengatakan, kebijakan pemerintah dalam menangani virus Covid-19 saat ini lebih baik jika dibanding dua tahun lalu.
Ia menyebut, kebijakan penanganan Covid-19 saat ini selalu berbasis data.
“Awal Covid-19 hingga satu tahun pandemi, kebijakan yang dilaksanakan pemerintah ada kalanya masih berdasar asumsi. Namun, sekarang lebih baik karena berdasar data,” sebutnya dikutip dari laman unair.go.id, Rabu (25/5/2022).
Berdasar data epidemiologi, tren lonjakan kasus Covid-19 juga membaik. Mengingat, beberapa tahun sebelumnya, masyarakat sempat dilarang untuk liburan.
“Dua minggu pasca-Lebaran atau hari libur panjang lain, nah itu biasanya diikuti dengan terjadinya pelonjakan kasus Covid-19,” kata Windhu.
Pasca-Lebaran dan libur panjang, kasus Covid-19 tahun lalu selalu naik. Itu terjadi dua minggu hingga empat minggu pasca-libur panjang tersebut. Dibanding saat ini, tentu tren tersebut berbeda.
Baca juga: Pakar Epidemiologi: Pemberian Booster Masih Efektif Lindungi Masyarakat dari Covid-19
Pada libur Lebaran 2022, terjadi mobilitas penduduk yang massif yang tidak diikuti dengan lonjakan kasus.
“Memang sudah diperbolehkan mudik, asal sudah vaksin dua dosis atau yang sudah vaksin booster tanpa perlu tes antigen maupun swab. Itu membuat orang yang bepergian jauh lebih tinggi dibanding pra-pandemi,” ungkapnya.
Baca juga: Minta Masyarakat Sabar Pandemi Jadi Endemi, Ahli Epidemiologi Ingatkan Siklus 4 Bulanan Covid-19
Dr Windhu menyebut, pergerakan manusia itu sangat luar biasa. Namun, setelah mudik Lebaran, tidak terjadi pelonjakan kasus yang signifikan. Berbeda dengan tahun yang lalu, terjadi lonjakan kasus seusai libur panjang.
“Hari ini itu tidak terjadi. Ditunjukkan oleh indikator angka positivitas (jumlah orang yang positif dibagi jumlah orang yang dites baik PCR maupun antigen) yang sangat rendah,” tegasnya.