Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Waspada Cacar Monyet, Segera ke Fasilitas Kesehatan Jika Alami Gejala Demam dan Ruam

Masyarakat diminta segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat jika mengalami gejala demam dan ruam untuk cegah monkeypox.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Waspada Cacar Monyet, Segera ke Fasilitas Kesehatan Jika Alami Gejala Demam dan Ruam
straitstime.com
Waspada Cacar Monyet, Segera ke Fasilitas Kesehatan Jika Alami Gejala Demam dan Ruam 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Masyarakat diminta segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat
jika mengalami gejala demam dan ruam. Hal ini sebagai upaya pencegahan penyakit Monkeypox atau cacar monyet.

"Masyarakat diimbau mematuhi protokol kesehatan dengan menghindari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat," ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH pada konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa (24/5).

WHO menetapkan cacar monyet saat ini menjadi penyakit yang memerlukan perhatian masyarakat global, karena sebagian besar kasus dilaporkan dari pasien yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara endemis.

Baca juga: Tanya Jawab tentang Penyakit Cacar Monyet: Tanda dan Gejala hingga Cara Penularan Monkeypox

“Sebagian kasus berhubungan dengan adanya keikutsertaan pada pertemuan besar yang dapat meningkatkan risiko kontak baik melalui lesi, cairan tubuh, droplet, dan benda yang terkontaminasi,” tutur dr. Syahril.

Ia mengatakan belum ada laporan kasus cacar monyet (monkeypox) di Indonesia. Kemenkes tetap melakukan sejumlah kewaspadaan untuk mencegah terjadinya penularan di Indonesia.

“Hingga saat ini belum ada kasus (cacar monyet) yang dilaporkan dari Indonesia,” ujarnya.

Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof Dr Sulianti Saroso, Mohammad Syahril.
Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof Dr Sulianti Saroso, Mohammad Syahril. (Tribunnews.com/ Rina Ayu)
Berita Rekomendasi

Cacar monyet disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae yang bersifat highlipatogenik atau zoonosis. Virus Ini pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958, sedangkan kasus pertama pada manusia (anak-anak) terjadi pada tahun 1970.

Penularan melalui kontak erat dengan hewan atau manusia yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi virus.

“Penularan dapat melalui darah, air liur, cairan tubuh, Lesi kulit atau cairan pada cacar, kemudian droplet pernapasan,” imbuhnya.

Baca juga: WHO Rilis Laporan 250 Kasus Cacar Monyet di 16 Negara, Indonesia Lakukan Pencegahan

Masa inkubasi cacar monyet biasanya 6 sampai 16 hari tetapi dapat mencapai 5 sampai 21 hari. Fase awal gejala yang terjadi pada 1 sampai 3 hari yaitu demam tinggi, sakit kepala hebat, limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan lemas.

Pada fase erupsi atau fase paling infeksius terjadinya ruam atau lesi pada kulit biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Secara bertahap mulai dari bintik merah seperti cacar makulopapula, lepuh berisi cairan bening (blister), lepuh berisi nanah (pustule), kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.

“Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok,” ucap dr. Syahril.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas