Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Petugas dan Jemaah Haji Perlu Waspadai Heat Stroke 

Gejala heat exhausted ditandai dengan rasa sakit kepala, keringat berlebihan, kulit terlihat pucat, lembab dan terasa dingin

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Petugas dan Jemaah Haji Perlu Waspadai Heat Stroke 
Tribunnews/Muhammad Husain Sanusi/MCH2019
ILUSTRASI Ibadah Haji - 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Heat Stroke atau serangan panas menjadi hal pertama yang diantisipasi tenaga kesehatan haji dalam menjalankan tugas. 

Untuk itu baik petugas dan jemaah haji diminta untuk dapat mengenali tanda tanda heat stroke.

Hal ini disampaikan oleh Kepala kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, dr Muhammad Imran.

''Jangan sampai mereka tidak menyadari bahwa sudah masuk dalam tahapan heat exhausted. Mereka harus mengenali gejala heat exhausted seperti pusing, mual terutama pada saat aktifitas di luar ruangan,'' tegasnya pada keterangan resmi, Minggu (29/5/2022).

Menurut dr. Imran ada kondisi sebelum orang dinyatakan mengalami heat stroke.

Kondisi pertama adalah heat exhausted. 

Baca juga: Doddy Sudrajat Ungkap Perseteruan dengan Haji Faisal Hal Wajar, Sebut Ada Pernikahan Koboi

Berita Rekomendasi

Kondisi ini ditandai dengan rasa sakit kepala, keringat berlebihan, kulit terlihat pucat, lembab, dan terasa dingin, nafas cepat, mual, dan nyeri otot. 

Jika mendapati situasi ini, dapat diatasi dengan minum air yang cukup, mengganti elektrolit yang hilang serta menyemprot tubuh dengan air dan beristirahat setidaknya 30 menit.

Kondisi yang lebih parah, saat orang mengalami heat stroke atau serangan panas.

Merupakan kondisi paling berat pada tubuh akibat cuaca panas.

Karena tubuh tidak dapat mengontrol suhu badan.

Terjadi peningkatan suhu badan dengan cepat hingga mencapai 41 derajat celcius dalam kurun waktu 10-15 menit. Dan tubuh sudah tidak dapat mengeluarkan keringat.

Heat Stroke atau serangan panas dapat memperberat kondisi orang yang sedang sakit dan menyebabkan kematian.

Untuk itu upaya-upaya pencegahan harus gencar dilakukan.

Kesiapan petugas mulai dari edukasi cara menyemprot air.

Lalu bagaimana cara melarutkan dan waktu yang tepat untuk minum cairan elektrolit. 

"Sementara untuk jemaah, selalu melengkapi diri dengan APD dan jangan tunggu haus untuk minum,'' tambah dr Imran.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas