Kasus Monkeypox Pertama Muncul di Argentina
Kementerian Kesehatan Nasional Argentina mengkonfirmasi munculnya kasus cacar monyet pertama tanpa riwayat perjalanan di Argentina pada 9 Juni 2022.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BUENOS AIRES - Kementerian Kesehatan Nasional Argentina mengkonfirmasi munculnya kasus cacar monyet (Monkeypox) pertama tanpa riwayat perjalanan di Argentina pada 9 Juni lalu.
Kasus ini merupakan warga negara berusia 36 tahun yang tinggal di Kota Otonom Buenos Aires, saat ini kondisinya pun sehat dan sedang menjalani isolasi di rumah sakit.
Dikutip dari Outbreaknewstoday.com, Senin (13/6/2022), pasien tersebut melakukan konsultasi pertama pada 6 Juni lalu di sebuah klinik swasta di kota Buenos Aires, dengan laporan tanggal dimulainya gejala pada 31 Mei lalu.
Gejalanya mulai muncul pada 2 Juni, dengan adanya keluhan sakit kepala dan nyeri otot, demam, nyeri punggung serta ruam vesikular yang berkembang.
Pada 7 Juni 2022, kasus itu dilaporkan dan sampel akhirnya dikirim ke laboratorium ANLIS Malbrán yang mengeluarkan hasil tes Polymerase Chain Reaction (PCR) positif pada 9 Juni lalu.
Baca juga: Venezuela Konfirmasi Kasus Monkeypox Pertama
Ini adalah kasus ketiga yang dikonfirmasi di negara itu, ketiga pasien pun dalam keadaan sehat, tanpa komplikasi.
Tidak ada kasus sekunder yang terdeteksi hingga saat ini diantara kontak erat.
Secara global, pada 8 Juni lalu, 1.285 kasus yang dikonfirmasi laboratorium telah dilaporkan di 28 negara di mana Monkeypox tidak menjadi endemik.
Baca juga: AS Borong 300.000 Dosis Vaksin Monkeypox Produksi Bavarian Nordic
Sampai saat ini belum ada kasus kematian yang tercatat di negara-negara ini.
Perlu diketahui, Monkeypox menyebar dari orang ke orang melalui kontak erat dengan lesi, partikel pernafasan, dan bahan yang terkontaminasi seperti tempat tidur dan pakaian.
Dalam wabah yang tercatat di Eropa, gambaran klinis umumnya digambarkan sebagai penyakit yang tergolong ringan.
Namun sebagian besar kasus muncul dengan cara yang sama seperti kasus yang terdeteksi sejauh ini di Argentina, yakni munculnya lesi di berbagai bagian tubuh, termasuk alat kelamin atau daerah perigenital.
Ini menunjukkan bahwa penularan mungkin terjadi melalui kontak fisik selama aktivitas seksual.
Sedangkan gejala klasiknya adalah demam, sakit kepala, nyeri otot atau punggung, pembengkakan kelenjar hingga kelelahan.
Selanjutnya, 1 hingga 5 hari kemudian, ruam pun mulai muncul pada kulit, melewati berbagai tahap hingga akhirnya membentuk kerak yang kemudian rontok. Orang yang terinfeksi akan menularkam virus itu sampai semua keropeng jatuh.