WHO: Cacar Monyet Bukan Darurat Kesehatan Global, tapi Harus Terus Dipantau
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan monkeypox atau cacar monyet bukan termasuk kategori darurat kesehatan global.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah monkeypox atau cacar monyet belum bisa dikategorikan sebagai darurat kesehatan global untuk saat ini.
Seperti diketahui, WHO mengadakan pertemuan komite darurat pada Kamis (23/6/2022) untuk membahas status kedaruratan cacar monyet.
Hasil dari rapat tersebut diumumkan pada Sabtu (25/6/2022).
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, meski tidak dikategorikan sebagai darurat kesehatan global, dengan diadakannya komite darurat menandakan bahwa cacar monyet telah meningkatkan kekhawatiran.
"Secara keseluruhan, dalam laporan itu, mereka (komite darurat) memberi tahu saya bahwa saat ini acara tersebut bukan merupakan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional, yang merupakan tingkat peringatan tertinggi yang dapat dikeluarkan WHO," kata Tedros seperti dikutip CBS Miami.
"Tetapi mengakui bahwa diadakannya komite itu sendiri mencerminkan meningkatnya kekhawatiran tentang penyebaran cacar monyet secara internasional," lanjutnya.
Baca juga: Kementerian Kesehatan Tegaskan Kasus Cacar Monyet atau Monkeypox Belum Ada di Indonesia
Tedros pada hari Kamis menyerukan pengawasan intensif untuk cacar monyet.
Dia memperingatkan bahwa sementara pria yang berhubungan seks dengan pria paling terpengaruh dalam wabah baru ini.
"Ada juga risiko penyakit parah bagi orang yang mengalami gangguan kekebalan, wanita hamil dan anak-anak jika mereka terinfeksi," jelasnya.
Petugas kesehatan juga berisiko jika mereka tidak memakai alat pelindung diri yang sesuai, kata Tedros dalam sambutan pembukaannya pada pertemuan tersebut.
Pekan lalu, Tedros mengatakan virus berperilaku tidak biasa dari bagaimana biasanya berperilaku sebelumnya.
Karena lebih banyak negara melaporkan kasus cacar monyet, tanggapan terkoordinasi diperlukan.
Pernyataan hari Sabtu mengakui ancaman kesehatan yang berkembang yang akan diikuti oleh WHO dengan sangat cermat.
Apa Itu Darurat Kesehatan Global?
WHO mendefinisikan darurat kesehatan global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) sebagai peristiwa luar biasa.
Artinya, ada risiko kesehatan masyarakat bagi negara lain melalui penyebaran penyakit internasional dan yang berpotensi memerlukan tanggapan internasional yang terkoordinasi.
Baca juga: Singapura Laporkan Kasus Cacar Monyet Pertama di Asia Tenggara yang Libatkan Pria Inggris
Definisi ini berasal dari Peraturan Kesehatan Internasional atau International Health Regulation (IHR) , yang dibuat pada tahun 2005.
Itu merupakan perjanjian hukum yang melibatkan 196 negara dengan tujuan membantu masyarakat internasional mencegah dan menanggapi risiko kesehatan masyarakat yang berpotensi menyebar ke seluruh dunia.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menggambarkan peraturan tersebut sebagai perjanjian yang mengikat secara hukum dari 196 negara untuk membangun kemampuan mendeteksi dan melaporkan potensi keadaan darurat kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
IHR mengharuskan semua negara memiliki kemampuan untuk mendeteksi, menilai, melaporkan, dan menanggapi peristiwa kesehatan masyarakat.
Ada dua keadaan darurat yang sedang berlangsung, yakni polio, yang dimulai pada 2014, dan Covid-19, yang dimulai pada 2020.
Empat PHEIC lainnya telah dideklarasikan sejak peraturan diberlakukan.
Di antaranya, influenza H1N1 dari 2009 hingga 2010, Ebola dari 2014 hingga 2016 dan dari 2019 hingga 2020, dan virus Zika pada 2016.
Ada lebih dari 3.200 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi dan satu kematian dilaporkan ke WHO di 48 negara antara 1 Januari 2022 dan 15 Juni 2022, kata Tedros dalam sambutan pembukaan.
Baca juga: IDI Terbitkan Rekomendasi Pencegahan Covid-19, Cacar Monyet dan Hepatitis Akut
Kematian terjadi di Nigeria, menurut pembaruan situasi.
Tedros menekankan pentingnya negara-negara berbagi informasi dengan WHO.
"Dalam wabah lain, kami terkadang melihat konsekuensi dari negara-negara yang tidak transparan, tidak berbagi informasi," katanya.
"Kami membutuhkan penemuan kasus, pelacakan kontak, penyelidikan laboratorium, pengurutan genom, dan penerapan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi."
WHO juga membutuhkan informasi tentang berbagai clades virus cacar monyet, definisi kasus yang jelas untuk membantu mengidentifikasi dan melaporkan infeksi, kata Tedros.
"Dan kami membutuhkan semua negara untuk tetap waspada dan memperkuat kapasitas mereka untuk mencegah penularan cacar monyet."
"Kemungkinan banyak negara akan kehilangan kesempatan untuk mengidentifikasi kasus, termasuk kasus di masyarakat tanpa perjalanan baru-baru ini," tambahnya.
Cacar monyet adalah penyakit langka dan jauh lebih parah dari virus cacar yang sekarang telah diberantas.
Cacar monyet menjadi endemik di bagian barat dan tengah Afrika dan biasanya ditularkan dari hewan pengerat atau mamalia kecil.
Virus cacar monyet dapat menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh, luka cacar monyet, atau barang-barang seperti pakaian dan tempat tidur yang terkontaminasi virus.
Cacar monyet juga dapat menyebar dari orang ke orang melalui tetesan pernapasan, biasanya dalam jarak dekat, menurut CDC.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)