Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Monkeypox Belum Bisa Dinyatakan Menjadi Pandemi, Epidemiolog Ungkap Alasannya

Keberadaan Monkeypox saat ini belum bisa disebut sebagai pandemi. Mengapa?Alasan ini disampaikan oleh epidemiolog Griffith University Dicky Bud

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Monkeypox Belum Bisa Dinyatakan Menjadi Pandemi, Epidemiolog Ungkap Alasannya
medical xpress
Kementerian Kesehatan Nasional Argentina mengkonfirmasi munculnya kasus cacar monyet pertama tanpa riwayat perjalanan di Argentina pada 9 Juni 2022.Monkeypox Belum Bisa Dinyatakan Menjadi Pandemi, Epidemiolog Ungkap Alasannya 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberadaan Monkeypox saat ini belum bisa disebut sebagai pandemi. Mengapa?

Alasan ini disampaikan oleh Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman.

"Karena untuk menjadi pandemi, ada syarat lain. Umumnya yang menjadi pandemi ini memiliki karakter Novel Virus. Jadi virus atau bakteri baru yang punya kemampuan menginfeksi secara global," ungkapnya pada Tribunnews, Rabu (13/7/2022).

Baca juga: Studi: Penderita Cacar Monyet Berpotensi Tularkan Viral Load Tinggi

Pertama adalah harus memiliki karakter Novel Virus. Sedangkan situasi Monkeypox saat ini menurut Dicky tidak demikian. Kedua, virus ini terbilang baru.

Karena kebaruan ini, mayoritas manusia tidak punya imunitas. Sehingga wajar lebih efektif memberikan dampak dan menyebar. Karena belum ada masyarakat yang memiliki imunitas.

Di sisi lain, saat ini Monkeypox pun bisa diproteksi dengan vaksin Smallpox. Beberapa hal ini lah yang membuat Mongkeypox berpeluang cukup kecil untuk menjadi pandemi.

Berita Rekomendasi

Namun, menurut Dicky Monkeypox telah bisa dinyatakan sebagai Public Health Emergency International Concern (PHEIC). Hal ini dikarenakan Monkeypox telah memenuhi tiga syarat.

Baca juga: Kasus Cacar Monyet di Eropa Naik Tiga Kali Lipat, Sumbang 90 Persen dari Total Kasus Global

Pertama, kejadiannya tidak biasa atau tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Kedua, adanya potensi menyebar antar negara dan benua. Ketiga, butuh kerjasama secara global untuk menangani penyakit ini.

Dan situasi ini, kata Dicky, perlu diperhatikan secara serius. Menurutnya beberapa negara saat ini tampak biasa saja menghadapi Monkeypox.

Sebagian besar kasus cacar monyet atau Monkeypox baru-baru ini telah diidentifikasi diantara pria gay, biseksual, dan pria lain yang berhubungan seks dengan sesama pria
Sebagian besar kasus cacar monyet atau Monkeypox baru-baru ini telah diidentifikasi diantara pria gay, biseksual, dan pria lain yang berhubungan seks dengan sesama pria (Hindustanewshub)

"Padahal berbahaya. Saya ingatkan ketika sudah menjadi suatu kasus di komunitas, luar biasa, maka akan sulit. Cenderung akan menjadi endemi," tegasnya.

Ketika Monkeypox telah menyebar di tengah masyarakat, maka perlu program yang cukup lama dan sangat kuat untuk menghilangkan virus tersebut.

Penularan Monkeypox sangat efektif. Bahkan untuk mencuci pakaian atau kontak fisik, perlu pembersihan secara spesifik. Tidak hanya pakai air dan sabun saja.

"Beda dengan Covid-19. Ini membuat cepat sekali menyebar kalau ada di sebuah kelompok," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas