Pakar Epidemiologi Ingatkan Indonesia untuk Waspada dan Tingkatkan Deteksi Dini Pada Monkeypox
Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman mendorong pemerintah Indonesia meningkatkan skrinning dan tracing cacar monyet atau monkeypox.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah Badan Organisasi Dunia atau WHO menetapkan sebagai darurat kesehatan global pada monkeypox, langkah yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kewaspadaan.
Hal ini diungkapkan oleh Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman.
Dan negara-negara yang terikat sebagai anggota WHO, termasuk Indonesia harus meningkatkan skrinning dan tracing.
"Bahkan dalam hal ini termasuk survelensnya. Termasuk di penjangkauan pada kelompok rawan. Meski pun saat ini belum ada kasus di Indonesia," kata Dicky kepada Tribunnews, Selasa (26/7/2022).
Karena tujuan dari penetapan darurat kesehatan adalah mencegah agar virus monkeypox tidak kemana-mana. Dan tidak berakhir mengalami keterlambatan seperti Covid-19.
"Nah ini yang dimaksud dengan Public Health Emergency International Center. Supaya masing-masing negaracepat melakukan proteksi dan perlindungan. Bukan hanya di pintu masuk saja meningkatkan skrining," kata Dicky menambahkan.
Upaya ini perlu diterapkan pada kelompok, rawan. Dalam hal ini kata Dicky adalah populasi berisiko tinggi. Selain itu hak yang perlu diperhatikan adalah komunikasi risiko.
Baca juga: Apakah Ibu Hamil dan Menyusui Bisa Tularkan Monkeypox pada Anak? Berikut Penjelasan Ahli
"Termasuk pada publik, jangan sampai merasa aman saja. Bukan penyakit yang membahayakan. Ini bisa menimpa semua orang. Di Afrika saat penyakit ini menjadi endemi. Semua orang, usia, jenis kelamin, pekerjaan bisa terinfeksi. Selama ada kasus kontak," pungkas Dicky.