9 Fakta HIV AIDS: Cara Penularan, Gejala, hingga 3 Stadium Infeksi
9 fakta HIV AIDS, dapat menular melalui darah, air mani, cairan seksual, dan ASI pengidap HIV. AIDS merupakan stadium akhir dari infeksi HIV.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Inilah fakta HIV dan AIDS.
HIV (Human immunodeficiency virus) adalah virus yang menyerang sel-sel yang membantu tubuh melawan infeksi.
Hal ini membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit lain.
HIV menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh tertentu dari orang dengan HIV.
Penularan HIV paling sering terjadi karena hubungan intim tanpa kondom atau melalui berbagi peralatan obat suntik.
Jika tidak diobati, HIV dapat menyebabkan penyakit AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome), dikutip dari CDC.
Baca juga: Ratusan Ibu Rumah Tangga dan Mahasiswa di Bandung Terinfeksi HIV-AIDS, Kenali 4 Tahapan HIV ke AIDS
Berikut ini 9 fakta HIV AIDS, dikutip dari everydayhealth dan unaids.
1. HIV dapat menyerang siapa pun
HIV dapat menyerang semua usia, baik anak kecil mau pun orang dewasa laki-laki dan perempuan.
Virus ini dapat menyebar melalui cairan tubuh orang yang terinfeksi HIV.
HIV juga dapat menular melalui jarum suntik yang digunakan oleh penderita HIV.
Menurut CDC, infeksi HIV terbesar terjadi ketika berhubungan sesama jenis, meski hubungan seksual heteroseksual juga berisiko.
2. Pengidap HIV kadang tidak sadar terinfeksi HIV
Orang yang pertama kali terinfeksi HIV dapat mengalami gejala seperti flu seperti kelelahan, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri otot dan sendi dalam dua hingga empat minggu pertama.
Gejala lain termasuk nyeri, pembengkakan kelenjar getah bening dan ruam kulit dengan benjolan kecil berwarna merah muda atau merah.
Tetapi banyak orang lain tidak akan mengalami gejala sama sekali selama tahap awal (akut) infeksi ini.
Menurut CDC, pengidap HIV tanpa gejala ini dapat menyebarkan virus tanpa disadari.
Baca juga: Perbedaan HIV dan AIDS, Ini Cara Penularannya
3. HIV adalah virus yang kompleks
Banyak orang yang mengetahui HIV adalah virus tunggal atau berasal dari satu entitas, namun sebenarnya ada dua jenis virus yaitu HIV-1 dan HIV-2.
Sebagian besar infeksi HIV di Amerika Serikat dan di seluruh dunia adalah HIV-1.
Jika tidak diobati, HIV-1 menyebabkan AIDS, CDC mencatat.
Sedangkan jenis HIV-2 kebanyakan ditemukan di Afrika Barat.
4. Penularan HIV melalui cairan tubuh tertentu
Mitos masih banyak beredar tentang HIV/AIDS.
Misalnya, Anda tidak dapat tertular HIV dari gigitan atau sengatan serangga, berpelukan, berjabat tangan, berbagi toilet, berbagi piring, dari ciuman mulut tertutup atau kontak dengan keringat atau air mata orang yang terinfeksi.
Namun, hal tersebut tidak benar.
HIV hanya dapat ditemukan dalam cairan tubuh, seperti darah, air mani, cairan vagina dan air susu ibu.
Baca juga: Monkeypox Bukan Seperti HIV, Tidak Hanya Menular Lewat Hubungan Seksual
5. AIDS merupakan lanjutan dari infeksi HIV
Istilah AIDS berlaku untuk tahap infeksi HIV yang paling lanjut.
Mayoritas orang yang terinfeksi HIV, jika tidak diobati akan mengembangkan tanda-tanda AIDS dalam waktu delapan sampai 10 tahun.
AIDS diidentifikasi berdasarkan infeksi tertentu.
Stadium akhir HIV atau AIDS ini biasanya diawali dengan gejala diare kronis selama satu bulan, infeksi bakteri parah, tuberkulosis paru, toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru-paru dan sarkoma Kaposi.
Sebagian besar kondisi ini adalah infeksi oportunistik yang dapat diobati dengan mudah pada orang sehat.
6. Intensitas munculnya gejala HIV berbeda-beda
Kebanyakan orang yang terinfeksi HIV tidak tahu jika mereka telah terinfeksi.
Setelah terinfeksi HIV, beberapa orang mengalami penyakit seperti demam kelenjar, ruam, nyeri sendi dan pembesaran kelenjar getah bening.
Terlepas dari kenyataan infeksi HIV seringkali tidak menimbulkan gejala apapun, seseorang yang baru terinfeksi HIV dapat menularkan virus dan dapat menularkan kepada orang lain.
Cara untuk menentukan apakah telah terjadi infeksi HIV adalah dengan melakukan tes HIV.
Infeksi HIV menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Hal ini menyebabkan peningkatan kerentanan tubuh terhadap infeksi dan kanker dan dapat mengarah pada perkembangan AIDS.
7. Perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS bervariasi
Lamanya waktu seseorang yang terinfeksi HIV hingga menjadi AIDS dapat sangat bervariasi antar individu.
Waktu antara terinfeksi HIV dan menjadi sakit karena AIDS bisa 10-15 tahun, terkadang lebih lama atau lebih pendek.
Namun, pengobatan antiretroviral dapat mencegah perkembangan menjadi AIDS.
8. Penderita HIV tidak bisa dikenali dari luar
Pengidap HIV tidak bisa dilihat dari penampakan fisiknya.
Seseorang yang terinfeksi HIV mungkin terlihat sehat dan merasa baik, namun mereka masih dapat menularkan virus kepada orang lain.
Tes HIV adalah satu-satunya cara seseorang dapat mengetahui apakah dia terinfeksi HIV.
9. Ada 3 Stadium HIV
HIV dapat berkembang menjadi lebih buruk hingga stadium 3 atau AIDS.
Berikut ini pembagiannya:
- Stadium 1: Infeksi Akut
Gejala HIV stadium 1 adalah gejala seperti flu, sehingga perlu melakukan tes HIV untuk mengetahuinya.
- Stadium 2: Infeksi Kronis
Tahap ini juga disebut infeksi HIV tanpa gejala atau latensi klinis.
Pada tahap ini, HIV masih aktif dan terus berkembang biak di dalam tubuh.
Orang dengan HIV stadium 2 mungkin tidak memiliki gejala atau sakit selama fase ini tetapi dapat menularkan HIV.
Tanpa pengobatan HIV, tahap ini dapat berlangsung selama satu dekade atau lebih, atau dapat berkembang lebih cepat. Pada akhir tahap ini, jumlah HIV dalam darah naik dan dapat pindah ke Tahap 3 (AIDS).
- Stadium 3: Aids
AIDS adalah tahap paling parah dari infeksi HIV.
Orang dengan HIV AIDS dapat memiliki viral load yang tinggi dan dapat dengan mudah menularkan HIV kepada orang lain.
Mereka juga memiliki sistem kekebalan yang rusak parah atau mengembangkan penyakit serius lainnya.
Tanpa pengobatan HIV, orang dengan AIDS biasanya bertahan hidup sekitar tiga tahun.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait HIV Aids