Kemenkes: Penyakit Legionnare Pernah Ada di Indonesia 1996 Silam, Pertama Kali Ditemukan di Bali
Wabah pneumonia misterius dikaitkan dengan penyakit legionnare terjadi di Argentina, ada 4 orang meninggal dunia. Penyakit ini pernah ada di Indonesia
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, ARGENTINA-- Wabah pneumonia misterius dikaitkan dengan penyakit legionnare terjadi di Argentina. Dari laporkan sudah ada empat orang meninggal dunia.
Merespons hal itu Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, penyakit legionnare pernah ada di Indonesia.
Baca juga: WHO Pantau Langsung Kasus Pneumonia Misterius yang Dikaitkan dengan Legionella di Argentina
Kasus pertama ditemukan di Bali tahun 1996, kemudian Tanggerang tahun 1999, serta meluas ke kota-kota lain.
"Indonesia sudah pernah ada kasus pertama di Bali tahum 1996 dan Tangerang 1999 dan kota lainnya," kata dia saat dikonfirmasi wartawan, Senin (5/9/2022).
Karena sempat mewabah, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan atau Kepmenkes terkait penyakit menular tersebut di tahun 2003.
Kepmenkes diteken Menkes saat itu Achmad Sujudi.
Baca juga: Mengenal Gejala Penyakit Legionnare yang Renggut Nyawa Empat Orang di Argentina
"Sudah ada Keputusan Menkesnya penyakit new emerging saat itu tahun 2003," terang dr Maxi.
Tertulis bahwa:
Legionellosis adalah suatu penyakit infeksi bakteri akut yang bersifat new emerging diseases.
Secara keseluruhan baru dikenal 20 spesies dan penyebab Legionellosis adalah Legionella pneumophila.
Pertama kali penyakit Legionella terjadi di Philadelpia Amerika Serikat pada tahun 1976, dengan jumlah kasus 182 dan kematian 29 orang (CFR 15,9 persen) serta merupakan wabah pertama yang melanda dunia.
Di Indonesia kasus ini terjadi pada sejumlah tempat antara lain di Bali (1996), di Karawaci Tangerang (1999) dan di sejumlah kota lainnya.
Dari hasil survei tahun 2001 pada air menara sistem pendingin di hotel-hotel yang ada di Jakarta dan Denpasar ditemukan hampir 20 persen dari petugas pengelola air menara sistem pendingin tersebut terjangkit.