Hari Rabies Sedunia, Kenali Gejala pada Hewan dan Manusia Jika Terkena Rabies
Tanggal 28 September diperingati sebagai Hari Rabies Sedunia (“World Rabies Day.Tahun ini tema yang diangkat adalah One Health, Zero Deaths.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tanggal 28 September diperingati sebagai Hari Rabies Sedunia (“World Rabies Day.
Tahun ini tema yang diangkat adalah One Health, Zero Deaths.
WHO menyatakan, rabies ditemukan di lebih dari 150 negara di dunia.
Baca juga: 4 Warga di Jembrana Bali Diserang Anjing Rabies, Sampel Otak Anjing Diuji di BBVET Denpasar
Bahkan infeksi penyakit ini menyebabkan puluhan ribu kematian di dunia setiap tahunnya, utamanya di Asia dan Afrika.
Untuk Indonesia data menunjukkan bahwa setidaknya 26 Provinsi dalam situasi endemis Rabies, sementara 8 Provinsi lainnya adalah bebas rabies.
"Sekitar 60 persen wilayah Indonesia masih merupakan daerah endemis rabies. Bali adalah salah satu provinsi dengan kasus dan kematian akibat rabies, termasuk pada tahun 2022 ini, yang tentu perlu jadi perhatian sehubungan pertemuan puncak G-20 akan diselenggarakan dalam waktu tidak lama lagi," ujar Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama, Rabu (28/9/2022).
Rabies disebabkan oleh virus Rabies dari family Rhabdoviridae yang menyerang susunan saraf pusat pada manusia dan hewan. Virus rabies ditularkan melalui air liur hewan penderita rabies pada gigitan HPR (hewan penular rabies) atau luka terbuka.
Penularan rabies pada manusia utamanya melalui gigitan anjing (98 persen) atau bahkan sampai 99 persen, dan binatang lain seperti kucing dan kera sekitar 2 persen.
Baca juga: Kementan Didukung Para Kepala Daerah Untuk Indonesia Bebas Rabies 2030
Penyakit ini dapat dicegah dengan penanganan kasus gigitan hewan penular rabies sedini mungkin.
WHO menyebutkan bahwa pemutusan penularan dapat dilakukan dengan vaksinasi pada anjing dan juga mencegah terjadinya gigitan anjing.
Rabies punya dua aspek, pertama ini adalah penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia, dan ke dua bahwa rabies adalah salah satu penyakit tropik terabaikan (neglected tropical diseases – NTD).
"Karena rabies adalah penyakit zoonosis maka pendekatan One Health (Kesehatan Satu Bersama) merupakan cara penanggulangan yang amat tepat," ungkap direktur pascasarjana Universitas Yarsi ini.
One Health merupakan pendekatan untuk mengkolaborasi dan mengkoordinasikan program dan kegiatan kesehatan manusia, kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan.
Dari kacamata kesehatan manusia maka strategi penanganan kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) pada dasarnya dilakukan melalui tiga aspek.
Pertama meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan melalui dua cara, ke satu meningkatkan jumlah rabies center sebagai pusat pelayanan kasus GHPR dan pusat promosi kesehatan rabies.\
Kedua melakukan pelatihan tenaga kesehatan dalam tatalaksana kasus GHPR. Sementara itu, aspek kedua strategi ini adalah meningkatkan ketersediaan dan distribusi logistik vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR).
Aspek strategi ketiga adalah penguatan jejaring lintas program dan lintas sektor untuk penanganan kasus GHPR terpadu.
"Rabies adalah masalah kesehatan penting yang perlu ditangani bersama," imbuh Prof Tjandra.
Baca juga: Kementan Didukung Para Kepala Daerah Untuk Indonesia Bebas Rabies 2030
Dikutip dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali, berikut gejala dan tanda rabies pada hewan dan manusia.
Gejala dan tanda rabies pada hewan ada 2 (dua) tipe yaitu.
1. Tipe ganas terdiri dari stadium prodromal, eksitasi dan paralise dengan rincian : Stadium prodromal ( 2 – 3 hari ), gejala : malaise, tidak mau makan, agak « jinak », demam sub febris, refleks kornea menurun ; Stadium eksitasi ( 3 – 7 hari ), gejala : reaktif dengan menyerang, dan menggigit benda bergerak, pica (memakan berbagai benda termasuk tinjanya sendiri), lupa pulang, strabismus, ejakulasi spontan ; *Stadium paralisis, gejala : ekor jatuh, mandibula jatuh, lidah keluar, saliva (ludah) berhamburan, kaki belakang terseret.
Pada stadium ini sangat singkat dan biasanya dikuti dengan kematian hewan tersebut.
(2) Tipe Jinak (dumb), umumnya stadium ini muncul setelah stadium paralisis, anjing ini terlihat diam, berpenampilan tenang namun akan ganas kalau didekati.
Sementara gejala dan tanda penderita rabies pada manusia seperti demam, mual, rasa nyeri di tenggorokan, kereshan, takut air (hidrophobia), takut cahaya, liur yang berlebihan (hipersaliva).
Pertolongan pertama pada penderita rabies dapat dilakukan cara-cara seperti :
1. Cucilah gigitan hewan (anjing) dengan sabun / detergent di bawah air mengalir selama 10 – 15 menit;
2. Beri obat antiseptik pada luka gigitan (obat merah, alkohol 70 persen dll) ;
3. Hubungi rabies center untuk pertolongan selanjutnya
Pencegahan rabies dapat dilakukan dengan memberikan vaksin rabies pada hewan peliharaan anda setiap 1 tahun sekali, segera melapor ke puskesmas / rumah sakit terdekat bila digigit oleh hewan tersangka rabies untuk mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR).