TRIBUNNEWS.COM - Kalkulator Kesehatan Mental Online menjadi ramai diperbincangkan setelah viral di aplikasi TikTok.

Ramainya pembicaraan tentang Kalkulator Kesehatan Mental Online ini bertepatan dengan momen peringatan Hari Kesehatan Mental Dunia pada Senin (10/10/2022).

Laman Laluibersama.com menjadi satu di antara situs yang menyediakan Kalkulator Kesehatan Mental Online.

Pada laman tersebut memberikan fasilitas Kalkulator Kesehatan Mental Online untuk menghitung kondisi kesehatan mental seseorang.

Kalkulator Kesehatan Mental Online pada laman Laluibersama menampilkan sejumlah pertanyaan yang dapat diisi oleh siapa saja yang ingin melakukan tes kesehatan mental.

Setelah pertanyaan pada Kalkulator Kesehatan Mental Online diisi maka akan muncul nilai kecenderungan kondisi mental seseorang.

Baca juga: Stigma Negatif Masyarakat Bikin Penderita Gangguan Kesehatan Mental Termarjinalkan

Nilai yang muncul pada Kalkulator Kesehatan Mental Online nantinya akan dibagi menjadi tiga kategori gangguan mental, yakni depresi, cemas, dan stres.

Untuk lebih lengkapnya, berikut cara menggunakan Kalkulator Kesehatan Mental Online pada laman Laluibersama, yang dikutip dari Kompas.com:

Cara Menggunakan Kalkulator Kesehatan Mental Online di Laluibersama.com

1. Kunjungi link kalkulator kesehatan mental ini laluibersama.com atau klik di sini;

2. Selanjutnya, klik menu “Kalkulator Kesehatan Mental”;

3. Akan muncul formulir yang berisi 21 pertanyaan untuk memeriksa kondisi kesehatan mental;

4. Jawab seluruh pertanyaan yang tersedia sesuai dengan kondisi sebenarnya;

5. Setelah menjawabnya, klik opsi “Periksa”;

6. Terakhir, website “Laluibersama.com” akan membaca jawaban tersebut dan menyajikan penilaian atas kondisi kesehatan mental.

Ketika hasil sudah keluar maka akan ada pengkategorian terhadap kondisi kesehatan mental pengguna.

Baca juga: Sejarah Hari Kesehatan Mental Dunia, Diinisiasi Sejak 1992 Lalu

Adapun kategori penilaian gangguan mental pada Kalkulator Kesehatan Mental adalah sebagai berikut:

1. Depresi

Depresi merupakan penyakit medis yang umum dan serius yang berdampak negatif pada perasaan, cara berpikir, dan tindakan seseorang.

Namun, kabar baiknya penyakit ini dapat diobati.

Depresi menyebabkan perasaan sedih dan / atau hilangnya minat pada aktivitas yang pernah seseorang nikmati.

Hal tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik serta dapat menurunkan kemampuan seseorang di tempat kerja dan di rumah.

Gejala Depresi

- Merasa sedih atau sedang depresi

- Kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang pernah dinikmati

- Perubahan nafsu makan - penurunan berat badan atau penambahan berat badan yang tidak terkait dengan diet

- Kesulitan tidur atau terlalu banyak tidur

- Kehilangan energi atau peningkatan kelelahan

- Peningkatan aktivitas fisik tanpa tujuan (misalnya, ketidakmampuan untuk duduk diam, mondar-mandir, melambaikan tangan) atau gerakan atau ucapan yang lambat (tindakan ini harus cukup parah agar dapat diamati oleh orang lain)

- Merasa tidak berharga atau bersalah

- Kesulitan berpikir, berkonsentrasi atau mengambil keputusan

- Pikiran tentang kematian atau bunuh diri

Baca juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia - Inilah Kutipan tentang Kesehatan Mental Cocok Dibagi ke Sosial Media

2. Cemas atau Anxietas

Kecemasan adalah reaksi normal terhadap stres dan dapat bermanfaat dalam beberapa situasi.

Gangguan kecemasan adalah gangguan mental yang paling umum dan mempengaruhi hampir 30 persen orang dewasa di beberapa titik dalam hidup mereka.

Kecemasan mengacu pada antisipasi masalah masa depan dan lebih terkait dengan ketegangan otot serta perilaku menghindar.

Bagi seseorang yang didiagnosis dengan gangguan kecemasan akan memiliki rasa takut yang dapat menghambat kemampuan yang mereka miliki.

3. Stres

Dikutip dari Mayoclinic, Stres adalah reaksi psikologis dan fisik yang normal terhadap tuntutan hidup.

Stres dapat terjadi akibat banyaknya hal yang terlalu dipikirkan.

Karena memikirkan banyak hal tersebut, seseorang merasa kewalahan atau tidak mampu mengatasinya sehingga akan mengakibatkan stres.

(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)