Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kurangi Konsumsi MSG Tanpa Tinggalkan Rasa Lezat, Hidup Pun Jadi Shat, Ini Triknya

Konsumsi micin yang berlebihan bisa menimbulkan berbagai masalah, seperti sakit kepala, hipertensi, atau mual, terutama bagi orang yang sensitif.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kurangi Konsumsi MSG Tanpa Tinggalkan Rasa Lezat, Hidup Pun Jadi Shat, Ini Triknya
iStock
ilustrasi MSG 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Konsumsi gula, garam, lemak berlebihan dapat memicu masalah kesehatan dikemudian hari.

Ada banyak cara untuk mengatur ulang hidup sehat, satu diantaranya mengurangi asupan mengadung MSG atau monosodium glutamat.

Baca juga: Kenali Tiga Dampak Kesehatan Jika Konsumsi MSG Berlebihan

MSG sering dipakai agar masakan lebih nikmat dan menggugah selera.

Konsumsi micin yang berlebihan bisa menimbulkan berbagai masalah, seperti sakit kepala, hipertensi, atau mual, terutama bagi orang yang sensitif dengan bahan tersebut.

Hal ini juga dapat dirasakan oleh anak-anak.

Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa batas aman konsumsi MSG per hari adalah 120 mg/kg berat badan per hari.
Itu artinya, seseorang yang memiliki berat 50 kg, tidak boleh mengonsumsi micin lebih dari 6 gram atau sekitar 1 sendok teh.

Baca juga: Mitos Atau Fakta, Konsumsi Micin Bisa Sebabkan Kebodohan dan Obesitas? Berikut Penjelasan Dokter

Berita Rekomendasi

Menghitung asupan MSG per hari memang sulit bagi yang tidak terbiasa. Namun, tetap bisa dilakukan dengan meminta bantuan dokter maupun ahli gizi.

Berikut tips mengurangi asupan MSG, untuk memulai hidup sehat dikutip dari Kobe Boga Utama:

1. Buat makanan sendiri

Kurangi kebiasaan membeli makan di luar rumah. Tak bisa dihindari, masakan resto atau pedagang kaki lima, cenderung menggunakan banyak micin, tinggi garam, dan minyak.

Jika ingin mengurangi asupan micin, buatlah makanan sendiri, karena dapat mengatur seberapa banyak penggunaan micin, bahkan bebas untuk mengolah makanan tanpa MSG.

Ilustrasi masak daging sapi.
Ilustrasi masak tanpa msg  (Istimewa)

Selain itu, juga dapat menerapkan teknik masak yang menghasilkan makanan yang lebih sehat dan tetap sedap.

Cobalah teknik memasak seperti memanggang atau merebus untuk memecah kandungan glutamat alami dari bahan makanan yang dimasak, sehingga rasanya lebih gurih. Tentunya dengan memasak makanan sendiri dirumah, kebersihan makanan pun jadi lebih terjamin.

Untuk makanan dalam kemasan, pilihlah produk tanpa MSG. Untuk mie instan misalnya, jika belum bisa sepenuhnya melepas konsumsi mie instan, pilihlah varian yang tanpa MSG.

Jika ingin membuat goreng-gorengan, bisa menggunakan produk tepung bumbu yang tanpa MSG. Serta juga bisa memilih minyak yang lebih sehat untuk menggorengnya, seperti minyak zaitun atau minyak kelapa.

2. Gunakan penyedap alternatif

Cara lain untuk mengurangi asupan micin adalah menggunakan bumbu penyedap alternatif.

Manfaatkan bahan makanan yang Anda punya di rumah untuk menggantikan kegunaan MSG, seperti: garam dan gula, rempah-rempah, rumput laut, terasi, teri atau rebon, jamur shitake, serta kaldu alami seperti air kaldu daging.

Penyedap rasa masakan atau MSG.
Penyedap rasa masakan atau MSG. ()

Selain itu, dapat memperkaya masakan dengan jenis rempah tertentu, seperti bawang putih, bawang merah, lada, ketumbar, atau rosemary.

Semua penyedap ini bisa meningkatkan cita rasa masakan sehingga membuat makanan tetap lezat meski tanpa micin.
Agar khasiatnya tetap tinggi, pastikan bahwa rempah tersebut masih segar dan disimpan dengan baik.

Jika tidak disimpan dengan baik, kesegaran rempah dan kandungan zat gizinya bisa menurun. Rempah yang tidak segar juga bisa memengaruhi cita rasa makanan.

3. Disiplin dengan pola makan

Selain menerapkan cara di atas, mengurangi konsumsi micin dengan mulai meningkatkan kedisplinan dalam menjaga pola makan.

Meskipun sudah menjaga asupan dengan makan makanan yang sehat, porsi yang dikonsumsi juga harus tetap seimbang.

Makanlah dalam porsi yang secukupnya dan berhentilah kira-kira ketika sudah mencapai 80 persen rasa kenyang.
Hal ini dikarenakan makan secara berlebihan tidak hanya berdampak negatif untuk berat badan, tapi juga bisa mengganggu kinerja pencernaan.

Selain itu, porsi makan yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko sejumlah gangguan kesehatan.

Oleh karena itu, mulailah untuk disiplin dalam menjaga pola makan dari segi asupan dan porsinya. Pilih makan makanan non MSG dan atur porsinya agar tidak terlalu berlebihan.

Semakin terbiasa dengan pola makan yang sehat dan tidak berlebihan, maka hasrat untuk mengonsumsi makanan MSG pun semakin berkurang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas