Penjelasan Dokter Terkait Kencing Manis, Rentan Menyerang Pasien di atas 40 tahun
Pola hidup dan konsumsi gula berlebih ditambah dengan faktor resiko tersebut dapat menyebabkan tingginya kadar gula dalam darah.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Penyakit Diabetes, umum dikenal sebagai penyakit gula (kencing manis) menjadi penyakit kronis yang ditandai kondisi peningkatan kadar gula darah (glukosa) dibatas ambang normal.
Kondisi ini berlangsung secara periodik yang bisa disertai dengan berbagai gejala penyerta.
Dokter Arie Wibisono Sp.BP-RE dari Siloam Hospitals Balikpapan mengatakan, penyakit kronis ini umumnya diidap masyarakat dengan beberapa faktor resiko, antara lain usia di atas 40 tahun, riwayat keluarga, kegemukan, stres dan sebagainya.
"Gula digunakan tubuh untuk diolah menjadi energi, pengolahan gula darah memerlukan insulin yang cukup untuk menghasilkan energi yang adekuat," katanya saat edukasinya bertajuk 'Perawatan Luka Pada Pasien Diabetes di Jakarta, Senin (17/10/2022).
Pola hidup dan konsumsi gula berlebih ditambah dengan faktor resiko tersebut dapat menyebabkan tingginya kadar gula dalam darah.
Baca juga: Menkes Ingatkan Diabetes yang Tidak Terkontrol Bisa Sebabkan Gangguan Kesehatan Serius
Sehingga kadar insulin tidak mencukupi untuk bisa mengolah gula menjadi energi, dan memaksa pankreas sebagai sumber insulin belerja lebih keras.
Apabila kondisi ini berlangsung lama, kata dia pada kondisi tertentu pankreas akan mengalami kondisi “kelelahan”.
Akibatnya insulin tidak bekerja maksimal dan masih banyak gula yang tidak terserap.
"Selain dapat berdampak pada komplikasi organ dalam tubuh, pengidap diabetes harus mewaspadai timbulnya luka terbuka pada kulit, khususnya luka di kaki," kata Arie.
Dikatakan Arie Wibisono, Ulkus diabetikum adalah luka terbuka mirip borok yang muncul di bagian bawah kaki penderita diabetes yang tidak terkontrol.
Apabila tidak mendapatkan perawatan yang tepat, luka diabetes di kaki dapat terjadi infeksi dan mengalami komplikasi sampai parahnya harus dilakukan amputasi.
Baca juga: Diabetes Melitus Bisa Sebabkan Kebutaan, Dokter Sarankan Lakukan Skrining Sejak Dini
Kabar baiknya, luka diabet masih bisa dicegah dan disembuhkan tergantung derajat lukanya.
Dengan perawatan luka yang adekuat disertai dengan kontrol gula darah rutin dan pola hidup sehat dapat membuat luka diabet sembuh secara normal.
Menurut Dokter Arie yang merupakan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik ini, penanganan luka diabetes secara optimal dapat dilakukan melalui Konsultasi dengan dokter, yang salah satunya akan menjelaskan derajat luka diabetes dan penanganannya.
Secara umum, timbulnya luka pada kaki penderita diabetes disebabkan karena kedua kaki kerap dipakai beraktifitas atau bergerak.
Gangguan fungsi akibat rusaknya syaraf tepi pada penderita diabetes menyebabkan penurunan hingga hilangnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga bila terbentuk luka di kaki akan berpotensi terjadi infeksi dan semakin memberat.
"Yang harus kita pahami, dasar penanganan secara sederhana dari pasien luka diabetik yaitu membersihkan luka kemudian dikeringkan dan dilembabkan, termasuk rutin merawat dan membersihkan kuku pun memakai alas kaki dimanapun dengan bahan kaos kaki dan pakaian yang tidak sempit atau ketat", ungkap Arie Wibisono dihadapan 100 peserta edukasi.
Adapun sesuai anjuran dokter, tutup luka dengan perban, kontrol kadar gula, sekaligus rutin memperhatikan jika terjadi tanda timbulnya infeksi segera periksakan ke dokter.
Baca juga: Hindari Obesitas hingga Diabetes, Dokter Gizi Ungkap Batasan Aman Konsumsi Gula pada Anak
Pada akhir sesi edukasinya, Dokter Arie Wibowo menjelaskan aka derajat luka dengan skala 0 hingga 5, yaitu :
Skala 0, luka masih belum tampak terlihat
Skala 1, kulit kaki berwarna Kemerahan
Skala 2, Kulit tidak utuh seperti berdaging berwarna merah.
Skala 3, kulit kaki lebih dalam atau tebal, terlihat jaringan lemak berwarna kuning.
Skala 4, kulit kaki lebih dalam terlihat tendon berwarna putih mengkilap dengan tulang terlihat berwarna krem.
Dan Skala 5, yang merupakan tingkat kerusakan tertinggi, luka pada kulit terlihat tertutup oleh jaringan mati bahkan timbulnya nanah yang menutupi dasar luka.
"Prinsip mencegah lebih baik daripada mengobati amat berlaku kepada luka diabetik. Kontrol gula darah dan ketahuilah ada fase dimana kadar gula darah turun dan naik. Mengelola stress diimbangi konsumsi makanan sehat dan berolahraga teratur, termasuk hindari merokok dan minuman beralkohol adalah pola hidup sehat yang dianjurkan," kata Arie Wibisono.