Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Sekeluarga Tewas di Magelang, Ada Racun di Minuman, Ini Reaksi Tubuh Jika Alami Keracunan Akut

Satu keluarga di Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah tewas. Seorang pemuda diduga memberi racun. Apa yang terjadi pada tubuh saat keracunan?

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Sekeluarga Tewas di Magelang, Ada Racun di Minuman, Ini Reaksi Tubuh Jika Alami Keracunan Akut
Net
Ilustrasi.Satu keluarga di Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah tewas. Seorang pemuda diduga memberi racun. Apa yang terjadi pada tubuh saat keracunan? 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Satu keluarga di Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah tewas. Seorang pemuda diduga melakukan pembunuhan dengan memberi racun.

Pelaku merupakan anak kedua dari keluarga tersebut berinisial DDS alias Dhio (22).

Adapun tiga anggota keluarga yang dibunuhh terdiri dari ayah, ibu, dan anak pertama.

Baca juga: Polisi Selidiki Racun yang Digunakan Pelaku Bunuh Keluarganya di Magelang: Barang Ini Jadi Petunjuk

Yakni Abbas Ashar (58), Heri Riyani (54), dan Dhea Choirunnisa (24).

Dugaan sementara mereka tewas karena keracunan.

Sementara motif pembunuhan kini masih diselidiki oleh pihak kepolisian.

Berita Rekomendasi

Dikutip dari TribunJateng, pelaku diduga memasukkan racun ke dalam teh dan es kopi yang kemudian diminum ketiga korban meninggal.

Baca juga: Satu Keluarga di Magelang Tewas, Pelaku Diduga Anak Kedua, Beri Racun pada Teh dan Es Kopi

Semua pasien yang menunjukkan tanda keracunan umumnya sebaiknya dirawat di rumah sakit.

Pasien yang menelan racun dengan kerja lambat juga sebaiknya dirawat di rumah sakit, meskipun mereka terlihat sehat.

Pihak kepolisian saat melakukan olah TKP di rumah korban, di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022)
Pihak kepolisian saat melakukan olah TKP di rumah korban, di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022) (Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting)

Racun yang bekerja lambat di antaranya asetosal, zat besi, parasetamol, antidepresan trisiklik, kofenotrop (kombinasi difenoksilat dengan atropin) dan parakuat; hal serupa berlaku juga untuk kapsul atau tablet lepas- lambat.

Berikut tanda orang yang mengalami keracunan tinggkat tinggi atau akut seperti dikutip dari laman BPOM RI:

1. Alami Gangguan Pernafasan

7 Solusi Alami Meringankan Sesak Nafas
7 Solusi Alami Meringankan Sesak Nafas (boldsky.com)

Pernapasan sering terganggu pada pasien yang tak sadarkan diri. Pasien dengan kondisi demikian sebaiknya dirawat dan dipantau pada perawatan ICU (critical care area).

Kebanyakan racun yang dapat mengganggu kesadaran juga dapat menekan pernapasan. Bantuan pernapasan, misalnya dengan mulut-ke-mulut atau dengan alat ambu-bag mungkin diperlukan.

Pemberian perangsang/stimulan pernapasan tidak menolong dan sebaiknya dihindarkan.

2. Hipotensi

Ilustrasi hipotensi ortostatik
Ilustrasi hipotensi ortostatik (Medicalogy)

Hipotensi sering terjadi pada keracunan yang berat yang disertai depresi sistem saraf pusat.

Tekanan darah sistolik kurang dari 70 mmHg dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen atau nekrosis tubuler ginjal.

Hipotensi sebaiknya segera dikoreksi mula- mula dengan cara merendahkan posisi kepala pasien dan pemberian infus NaCl atau infus koloidal.

Kehilangan cairan tanpa terjadinya hipotensi, umum terjadi pada koma yang berkepanjangan dan pada keracunan asetosal yang disertai adanya muntah, berkeringat, dan hiperpneu.

3. Gangguan fungsi jantung

Ilustrasi jantung sehat.
Ilustrasi jantung sehat. (kutv.com)

Gangguan konduksi jantung dan aritmia dapat terjadi pada keracunan akut, terutama pada keracunan antidepresan trisiklik, beberapa antipsikotik, beberapa antihistamin, dan koproksamol.

Jangna beri obat apapun dan sebaiknya dirujuk kepada ahli jantung. Aritmia supraventrikel kadang mengancam jiwa dan pengobatan sebaiknya ditunda hingga pasien tiba di rumah sakit.

4. Alami Hipotermia

Hipotermia dapat terjadi pada pasien segala usia, yang tidak sadarkan diri untuk beberapa jam, khususnya setelah keracunan berat.

Kondisi ini dapat terabaikan kecuali bila suhu inti diukur secara rektal menggunakan termometer rektal berskala rendah atau dengan alat lainnya.

Baca juga: Sosok Dhio yang Racun Ayah, Ibu, dan Kakak hingga Tewas di Magelang: Pendiam dan Suka Hamburkan Uang

Cara terbaik untuk mengatasi hipotermia adalah dengan membalut pasien dengan selimut (misalnya space blanket) untuk mempertahankan panas tubuh.

Hipertermia pertama-tama diatasi dengan melepaskan pakaian pasien dan gunakan kipas angin. Kompres dengan air hangat akan mempercepat evaporasi; jangan gunakan air dari Sentra Informasi Keracunan tentang tatalaksana hipertermia berat, misal kondisi sindrom serotonin.

Hipotermia dan hipertermia merupakan kondisi yang membutuhkan penanganan segera di rumah sakit untuk penilaian kondisi dan pemberian terapi suportif.

5. Kejang-kejang
Kejang tunggal dan singkat tidak memerlukan pengobatan. Bila kejang berlangsung lama dan berulang, segera berikan lorazepam 4 mg atau diazepam (sebaiknya dalam bentuk emulsi) hingga 10 mg injeksi intravena, pada vena besar secara perlahan; benzodiazepin tidak boleh diberikan secara intramuskular.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas