Pendarahan Otak: Penyebab, Gejala dan Cara Pengobatannya
Pendarahan otak dapat melumpuhkan atau mengancam jiwa. Kenali penyebab, gejala dan cara pengobatan pendarahan otak.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Simak sejumlah informasi mengenai pendarahan otak.
Pendarahan otak terjadi saat pembuluh darah pecah.
Tekanan darah tinggi dan trauma adalah dua penyebab utama pendarahan otak.
Pendarahan otak merupakan salah satu jenis stroke.
Kondisi ini disebabkan oleh arteri di otak yang pecah dan menyebabkan pendarahan lokal di jaringan sekitarnya.
Beberapa pendarahan otak dapat melumpuhkan atau mengancam jiwa.
Baca juga: Kenali Gejala Osteoarthritis, Berikut Tips Merawat Kesehatan Sendi
Penyebab Pendarahan Otak
Dikutip dari WebMD, ketika darah mengiritasi jaringan otak, itu menyebabkan pembengkakan.
Ini dikenal sebagai edema serebral.
Darah yang terkumpul menjadi massa yang disebut hematoma.
Kondisi ini meningkatkan tekanan pada jaringan otak di dekatnya, dan itu mengurangi aliran darah vital dan membunuh sel-sel otak.
Pendarahan dapat terjadi di dalam otak, antara otak dan selaput yang menutupinya, antara lapisan penutup otak atau antara tengkorak dan penutup otak.
Ada beberapa faktor risiko dan penyebab perdarahan otak.
Berikut penyebab pendarahan otak yang paling umum:
1. Trauma kepala
Cedera adalah penyebab paling umum dari pendarahan di otak bagi mereka yang berusia di bawah 50 tahun.
2. Tekanan darah tinggi
Kondisi kronis ini dalam jangka waktu yang lama dapat melemahkan dinding pembuluh darah.
Tekanan darah tinggi yang tidak diobati adalah penyebab utama pendarahan otak yang dapat dicegah.
3. Aneurisma
Aneurisma adalah pelemahan pada dinding pembuluh darah yang membengkak.
Itu bisa pecah dan berdarah ke otak, menyebabkan stroke.
4. Kelainan pembuluh darah (Malformasi arteriovenosa)
Kelemahan pada pembuluh darah di dalam dan sekitar otak dapat muncul saat lahir dan didiagnosis hanya jika timbul gejala.
5. Angiopati amiloid
Ini adalah kelainan dinding pembuluh darah yang terkadang terjadi seiring dengan penuaan dan tekanan darah tinggi.
Angiopati amiloid dapat menyebabkan banyak perdarahan kecil yang tidak diketahui sebelum menyebabkan yang besar.
6. Kelainan darah atau perdarahan
Hemofilia dan anemia sel sabit keduanya dapat berkontribusi pada penurunan kadar trombosit dan pembekuan darah.
Pengencer darah juga merupakan faktor risiko.
7. Penyakit hati
Kondisi ini dikaitkan dengan peningkatan perdarahan secara umum.
8. Tumor otak
Gejala Pendarahan Otak
Gejala pendarahan otak bisa bermacam-macam.
Gejala yang dialami bergantung pada lokasi perdarahan, tingkat keparahan perdarahan, dan jumlah jaringan yang terkena.
Gejala cenderung berkembang secara tiba-tiba.
Berikut gejalanya:
- Tiba-tiba sakit kepala parah
- Kejang tanpa riwayat kejang sebelumnya
- Kelemahan di lengan atau kaki
- Mual atau muntah
- Penurunan kewaspadaan; kelesuan
- Perubahan dalam penglihatan
- Kesemutan atau mati rasa
- Kesulitan berbicara atau memahami ucapan
- Kesulitan menelan
- Kesulitan menulis atau membaca
- Kehilangan keterampilan motorik halus, seperti tremor tangan
- Kehilangan koordinasi
- Kehilangan keseimbangan
- Indera perasa yang tidak normal
- Penurunan kesadaran.
Cara Pengobatan
Dokter dapat menjalankan berbagai tes pencitraan, seperti CT scan, yang dapat mengungkapkan perdarahan internal atau akumulasi darah, atau MRI.
Pemeriksaan neurologis atau pemeriksaan mata, yang dapat menunjukkan pembengkakan saraf optik, juga dapat dilakukan.
Baca juga: Ketahui Gejala Kanker Ovarium hingga Kelompok yang Rentan Mengalaminya
Pungsi lumbal (spinal tap) biasanya tidak dilakukan, karena dapat berbahaya dan memperburuk keadaan.
Penanganan perdarahan di otak tergantung pada lokasi, penyebab, dan luasnya perdarahan.
Pembedahan mungkin diperlukan untuk mengurangi pembengkakan dan mencegah pendarahan.
Obat-obatan tertentu juga dapat diresepkan.
Ini termasuk obat penghilang rasa sakit, kortikosteroid, atau osmotik untuk mengurangi pembengkakan, dan antikonvulsan untuk mengendalikan kejang.
Bisakah Pendarahan Otak Dicegah?
Karena sebagian besar pendarahan otak terkait dengan faktor risiko tertentu, Anda dapat meminimalkan risiko dengan cara berikut:
- Mengobati tekanan darah tinggi. Studi menunjukkan bahwa 80 persen pasien pendarahan otak memiliki riwayat tekanan darah tinggi.
Satu-satunya hal terpenting yang dapat Anda lakukan adalah mengendalikannya melalui diet, olahraga, dan pengobatan.
- Jangan merokok.
- Jangan gunakan narkoba. Kokain , misalnya, bisa meningkatkan risiko pendarahan di otak.
- Berkendaralah dengan hati-hati, dan kenakan sabuk pengaman.
- Jika mengendarai sepeda motor, sepeda atau skateboard, selalu gunakan helm.
- Selidiki operasi korektif. Jika Anda menderita kelainan, seperti aneurisma, operasi dapat membantu mencegah pendarahan di kemudian hari.
- Hati-hati dengan warfarin (Coumadin). Jika Anda mengonsumsi obat pengencer darah ini, tindak lanjuti secara teratur dengan dokter untuk memastikan kadar darah berada dalam kisaran yang benar.
(Tribunnews.com/Yurika)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.