Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Edukasi Seribu Orang Bidan Demi Intervensi Penurunan Angka Stunting

Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan prevalensi stunting nasional mengalami penurunan menjadi 21,6 persen atau turun 2,8 persen

Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Sanusi
zoom-in Edukasi Seribu Orang Bidan Demi Intervensi Penurunan Angka Stunting
HO
Dexa Group berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar program Edukasi dan Pemberian ASI Eksklusif di 1.000 Hari Pertama Kehidupan bagi ibu hamil, ibu menyusui dan para bidan di Provinsi Jawa Timur. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Anita K Wardhani

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan prevalensi stunting nasional mengalami penurunan menjadi 21,6 persen atau turun 2,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk mencapai target 14 persen di tahun 2024.

Demi menunjang pencapaian target penurunann angka stuting ini digelarlah program Edukasi dan Pemberian ASI Eksklusif di 1.000 Hari Pertama Kehidupan bagi ibu hamil, ibu menyusui dan para bidan di Provinsi Jawa Timur.

Baca juga: Angka Stunting di Indonesia Tidak Merata, Ini Penyebabnya

Program ini digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang didukung Dexa Group.

“Pada kesempatan kali ini juga mengucapkan terima kasih kepada mitra, Dexa Group, yang dalam hal ini selalu membersamai bidan dan BKKBN untuk berkegiatan sosial kemasyarakatan dan juga kegiatan edukasi,” kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo dalam acara yang digelar di Kota Surabaya, Jawa Timur belum lama ini.

Hasto kemudian menjelaskan pentingnya pencegahan stunting sejak masa kehamilan.

Berita Rekomendasi

Para bidan yang masuk dalam Tim Pendamping Keluarga menurut Hasto, harus bisa mendampingi dan mengedukasi keluarga sejak masa kehamilan.

“Bidan memang bukan segala-galanya, tapi tanpa bidan BKKBN tidak ada apa-apanya,” imbuh beliau.

Turut hadir dalam acara tersebut Gubernur Provinsi Jawa Timur, Khofifah Indra Parawansa, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Dr. Erwin Astha Triyono, Ketua Ikatan Bidan Indonesia Pusat Dr. Emi Nurjasmi, Ketua IBI Jawa Timur Hj. Lestari, dan Presiden Direktur Dexa Medica V. Hery Sutanto.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyatakan prevalensi stunting di provinsinya turun dari angka 23,50 persen pada 2021 menjadi 19,2 persen pada 2022.

Kota Surabaya menjadi wilayah dengan prevalensi stunting paling rendah di Indonesia berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, yakni 4,8 persen.

Khofifah menekankan pentingnya mencegah stunting, Angka Kematian Ibu (AKI), dan juga Angka Kematian Bayi (AKB).

“Bahwa isu prioritas dalam mewujudkan SDM berkualitas dan berdaya saing adalah upaya penurunan AKI dan AKB, kedua adalah meningkatkan kualitas SDM melalui penurunan stunting,” jelas Khofifah.

Khofifah kemudian mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam menurunkan angka stunting. Ia berharap pihak perguruan tinggi juga terlibat aktif dalam upaya menurunkan prevalensi stunting.

“Kami berharap bahwa target nasional 14 persen bisa dicapai dengan kerja keras, sinergitas yang luar biasa. Support Dexa Medica, seiring dengan pasukan bidan se-Jawa Timur, Insya Allah bersama kita bisa,” imbuh Khofifah.

Presiden Direktur PT Dexa Medica V Hery Sutanto menyampaikan komitmen Dexa Group untuk berperan aktif mendukung percepatan penanganan stunting di Indonesia.

“Dexa Group dan Argon Group, bersama platform Teman Bumil–platform untuk ibu hamil terbesar di Indonesia–kita bergotong royong. Harus bergotong royong untuk menangani stunting. Stunting harus dipangkas untuk melahirkan manusia Indonesia yang unggul,” ujar V. Hery.

Hery kemudian mengungkapkan bahwa WHO menetapkan standar prevalensi stunting maksimal 20 persen. Untuk itu Dexa Group berkomitmen untuk terus membantu pemerintah dalam upaya menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.

“Kami dari Dexa Group bekerja sama dengan BKKBN untuk melakukan program edukasi pengawalan pendampingan di berbagai kota. Dukungan stakeholder swasta sangat diperlukan. Dexa Group sebagai perusahaan farmasi yang melakukan riset bahan bahan alam melalui Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences atau DLBS, melakukan riset. Apa yang bisa kami bantu dan kami mengambil bagian bahwa ternyata kami menemukan satu produk yang bisa menurunkan stunting melalui pemberian ASI,” papar Hery.

Baca juga: Kemenkominfo Ajak Para Pelajar Cegah Stunting Sejak Dini

Dalam acara ini, Chief Strategy Officer, Ruth Retno memberikan edukasi di hadapan 1.000 ibu hamil, ibu menyusui, dan bidan dengan judul paparan Cegah Stunting bersama Teman Bumil.

Aplikasi ini dapat diakses oleh para ibu hamil di seluruh Indonesia.

Aplikasi ini membantu keluarga untuk menemukan informasi mulai dari masa prakonsepsi, menjalani proses kehamilan, melahirkan, menyusui, hingga memantau tumbuh-kembang anak pada 1.000 hari pertama kehidupan.

Pada acara ini juga ada pemberian penghargaan untuk Dinas Kesehatan dan Ikatan Bidan Kabupaten/Kota terbaik dalam kontribusi belanja produk pencegahan stunting ber-TKDN tinggi oleh Gubernur Jawa Timur dan Kepala BKKBN.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas