Ciri-ciri Stunting pada Balita, Beserta Penyebab dan Cara Mencegahnya
Simak ciri-ciri balita terkena Stunting, penyebab dan cara mencegahnya, mulai masa kehamilan ibu dapat dicegah dengan pola asuh dan pemberian nutrisi.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Nuryanti

TRIBUNNEWS.COM - Mari kenali ciri-ciri balita terkena stunting, penyebab, dan cara mencegahnya.
Sebagai orang tua wajib mengetahui ciri-ciri balita terkena stunting untuk menjaga kesehatan buah hati.
Sebab stunting pada balita dapat dicegah mulai pada masa kehamilan ibu.
Permasalah stunting, menurut data UNICEF didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan.
Selain mengalami pertumbuhan terhambat, stunting juga kerap kali dikaitkan dengan penyebab perkembangan otak yang tidak maksimal.
Dilansir dari laman resmi RS Sardjito, stunting pada balita dapat dicegah dengan pemenuhan nutrisi.
Baca juga: Ayo Cegah Stunting, Program Rotary Ajak Kerja Bareng Tribun Network
Selain itu, stunting dapat dicegah dengan aspek perilaku dengan pola asuh dan pemberian makanan bagi balita.
Lantas bagaimana ciri-ciri balita terkena Stunting?
Simak informasi tentang ciri-ciri balita terkena stunting, yang Tribunnews himpun dari beberapa sumber:
Ciri-ciri Stunting pada Balita
Berdasarkan jurnal yang diterbitkan Universitas Lampung, berjudul Pengaruh Stunting terhadap Perkembangan Kognitif dan Prestasi Belajar, terdapat ciri-ciri stunting pada balita.
- Panjang atau tinggi badan kurang dibandingkan usianya
Ciri balita terkena stunting yaitu ketika memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan bayi seusianya.
Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, diketahui bahwa tinggi badan balita menurut umur berhubungan positif dengan tingkat perkembangan kognitif.
- Ukuran kepala balita lebih kecil
Anak stunting memiliki ukuran kepala yang lebih kecil.
Sehingga berpengaruh terhadap volume otak dan daya berpikir.
- Gangguan fungsi motorik
Jika anak terkena stunting, akan memiliki rasa ingin tahu yang lebih rendah.
Serta mengalami kelemahan motorik karena terdapat gangguan pada proses pematangan fungsi otot.
- Pertumbuhan melambat
Selain tubuh yang berperawakan pendek dari anak seusianya, ciri-ciri lainnya yaitu pertumbuhan melambat.
Mengutip yankes.kemkes.go.id, keterlambatan dalam pertumbuhan anak dapat didiagnosis pada kecepatan pertumbuhannya.
- Wajah tampak lebih muda dan gigi terlambat tumbuh
Wajah balita yang terkena stunting akan tampak lebih muda dari anak seusianya.
Selain wajah, pertumbuhan gigi balita terkena stunting juga akan terlambat.
Bayi terlambat tumbuh gigi juga bisa disebabkan oleh gangguan fisik pada gusi.
Atau tulang rahang yang tidak memungkinkan gigi untuk muncul.
- Berat badan balita cenderung menurun
Berat badan turun drastis merupakan satu di antara tanda dari malnutrisi.
Yaitu kondisi ketika tubuh kekurangan nutrisi untuk menjalankan fungsinya.
Berat badan anak turun biasanya disebabkan karena kalori yang terbakar dengan mudah, tidak makan makanan sehat, menderita penyakit, atau metabolisme tubuh rendah.
Penurunan berat badan anak yang tak terduga dapat memiliki efek buruk pada kesehatan dan pertumbuhan anak secara keseluruhan.
- Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi
Jika kebutuhan nutrisi kurang maka anak akan mudah terserang penyakit.
Adapun beberapa penyebab dari balita terkena Stunting, mengutip dari bappeda-litbang.banyuasinkab.go.id, berikut ini:
Baca juga: Menteri PPPA: Perkawinan Usia Anak Jadi Penyumbang Lahirnya Generasi Stunting
Penyebab Balita Mengalami Stunting
Ada banyak sekali hal-hal yang dapat memicu terjadinya stunting antara lain:
1. Kurangnya edukasi soal asupan gizi saat hamil
2. Kurangnya gizi saat bayi lahir hingga usia 2 tahun
3. Kondisi kesehatan ibu yang buruk
4. Sanitasi dan kebersihan lingkungan yang buruk
5. Infeksi penyakit
Baca juga: Dampak Jangka Panjang dari Stunting, Mulai Postur Tubuh Tidak Optimal hingga Hambat Prestasi Belajar
Cara Mencegah Stunting pada Balita
1. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur;
2. Menghindari asap rokok dan memenuhi nutrisi yang baik selama masa kehamilan antara lain dengan menu sehat seimbang, asupan zat besi, asam folat, yodium yang cukup;
3. Melakukan kunjungan secara teratur ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan lainnya untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu:
- setiap bulan ketika anak anda berusia 0 sampai 12 bulan
- setiap 3 bulan ketika anak anda berusia 1 sampai 3 tahun
- setiap 6 bulan ketika anak anda berusia 3 sampai 6 tahun
- setiap tahun ketika anak anda berusia 6 sampai 18 tahun
4. Mengikuti program imunisasi terutama imunisasi dasar;
5. Memberikan ASI eksklusif sampai anak anda berusia 6 bulan dan pemberian MPASI yang memadai.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.