Dampak Stunting dalam Jangka Pendek dan Panjang
Berikut adalah dampak stunting dalam jangka pendek dan jangka panjang. Artikel ini juga dilengkapi dengan pencegahan stunting.
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada anak balita.
Stunting, atau balita pendek, disebabkan karena kekurangan gizi kronis, terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Dikutip dari ugm.ac.id, tak hanya kekurangan gizi kronis, stunting juga disebabkan beberapa fakti lain.
Di antaranya adalah kurangnya akses sanitasi dan air bersih sehingga timbul infeksi yang terjadi secara berulang, serta pola asuh tidak memadai
Untuk mencegah stunting, para ibu bisa rutin memantau pertumbuhan dan perkembangan anak di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) setempat.
Pasalnya, stunting mempunyai dampak jangka pendek dan jangka panjang.
Baca juga: Mengenal Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi Untuk Cegah Stunting dari Kemenkes
Dampak stunting dalam jangka pendek, yakni:
- Menyebabkan terhambatnya tumbuh kembang anak;
- Pertumbuhan otak terganggu;
- Timbul gangguan kognitif dan motorik anak;
- Gangguan metabolisme;
- Ukuran fisik tubuh anak tidak berkembang secara optimal sesuai dengan umurnya.
Dampak stunting dalam jangka panjang, yakni:
- Menyebabkan menurunnya kapasitas intelektual anak.
Hal ini bisa berdampak pada menurunnya konsentrasi belajar dan kesulitan memahami materi yang disampaikan di sekolah.
Alhasil, kondisi tersebut dapat berpengaruh pada prestasi belajar dan produktivitasnya ketika dewasa.
- Menurunnya imunitas/kekebalan tubuh.
- Munculnya risiko mengalami penyakit degeneratif ketika dewasa.
Pencegahan Stunting
Mengutip laman Kementerian Kesehatan, berikut adalah tips mencegah stunting:
1. Saat Remaja Putri
Skrining anemia dan konsumsi tablet tambah darah.
2. Saat Masa Kehamilan
Disarankan untuk rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter.
Perlu juga memenuhi asupan nutrisi yang baik selama kehamilan dengan makanan sehat dan juga asupan mineral seperti zat besi, asam folat, dan yodium harus tercukupi.
3. Balita
a. Terapkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
Sesaat setelah bayi lahir, segera lakukan IMD agar berhasil menjalankan ASI Eksklusif.
Untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, periksa ke dokter, Posyandu, atau Puskesmas secara berkala.
b. Imunisasi
Perhatikan jadwal imunisasi rutin yang diterapkan oleh Pemerintah agar anak terlindungi dari berbagai macam penyakit.
c. ASI Eksklusif
Berikan ASI eksklusif sampai anak berusia enam bulan dan diteruskan dengan MPASI yang sehat dan bergizi.
d. Pemantauan tumbuh kembang a weight faltering.
4. Gaya Hidup Bersih dan Sehat
Terapkan gaya hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan, memastikan air yang diminum merupakan air bersih, buang air besar di jamban, sanitasi sehat, dan lain sebagainya.
(Tribunnews.com, Widya)