Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Tahapan Pemberian Makanan Pendamping ASI untuk Bayi Usia 6 Bulan, 6-9 Bulan, hingga 12-24 Bulan

MPASI diberikan kepada bayi berusia sekira 6 bulan ke atas dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi pada bayi

Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Tahapan Pemberian Makanan Pendamping ASI untuk Bayi Usia 6 Bulan, 6-9 Bulan, hingga 12-24 Bulan
freepik.com
Ilustrasi MPASI bayi. MPASI diberikan kepada bayi berusia sekira 6 bulan ke atas dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi pada bayi. Berikut tahapannya. 

TRIBUNNEWS.COM - Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) diberikan kepada si kecil ketika ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.

Umumnya, MPASI diberikan kepada bayi berusia sekira 6 bulan ke atas dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi pada bayi.

Zat gizi terdiri dari makronutrien seperti karbohidrat, protein dan lemak, serta mikronutrien seperti vitamin dan mineral.

Mikronutrein seperti besi, seng, kalsium, tembaga dan yodium sangat berperan dalam perkembangan otak (kecerdasan), daya tahan tubuh, serta penambahan berat dan tinggi bayi.

Sehingga keseluruhan tersebut harus didapatkan dalam jumlah cukup di melalui MPASI.

Dalam e-book yang dikeluarkan oleh Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia, terbagi menjadi 4 tahap pemberian MP-ASI kepada anak usia 6-24 bulan.

Saat memasukiusia 6 bulan, anak perlu diberi makanan pendamping ASI (MPASI), selain konsumsi ASI.
Saat memasukiusia 6 bulan, anak perlu diberi makanan pendamping ASI (MPASI), selain konsumsi ASI. (Kompas.com)

Baca juga: Resep Bubur Beras Merah, Cocok untuk Menu MPASI

Memulai Pemberian MPASI saat Anak Usia 6 Bulan

BERITA REKOMENDASI

Mulai usia 6 bulan, anak memerlukan tambahan makanan selain ASI.

Meski demikian, pemberian ASI masih dilakukan secara rutin karena itu menjadi bagian terpenting dari makanan bayi.

Makanan pendamping ASI dapat diberikan dua kali sehari dengan 2-3 sendok dalam sekali makan sebagai awalan.

Adapun MPASI yang diberikan harus memiliki tekstur lembut dengan menghaluskan makanan sampai menjadi bubur kental.

Dalam tahap ini, ibu harus sabar untuk memberi dorongan untuk makan karena bayi masih beradaptasi dengan makanan pendamping ASI.


Tahap perkembangan pada usia ini bayi dapat menggenggam suatu benda dan memasukkannya ke dalam mulut.

Bayi juga mulai belajar duduk tegap secara mandiri tanpa bantuan.

Selain dapat menunjukkan respons membuka mulut ketika sendok didekatkan, bayi juga sudah bisa memberi sinyal lapar dengan cara mencoba meraih makanan.

MPASI untuk Anak Usia 6-9 Bulan

Pada tahap ini, ibu harus terus berikan ASI sesuai dengan permintaan anak.

Karena ASI memenuhi lebih dari separuh kebutuhan energi anak berusia 6-9 bulan dan pemberian secara rutin akan membantu menjaga kesehatan serta kekuatan buah hati.

Pada usia 6-9 bulan, berikan dua hingga tiga kali makan dan satu sampai 2 kali selingan setiap harinya.

Berikan MPASI dengan tekstur bubur kental atau makanan yang dilumat hingga halus.

Serta tingkatkan jumlah MPASI secara perlahan menjadi setengah mangkuk berukuran 250ml.

Tahap perkembangan anak pada usia ini seperti dapat memindahkan makanan dari satu sisi mulut ke sisi lainnya.

Secara fisik, gigi depan bayi mulai tumbuh pada usia ini.

MPASI untuk Anak Usia 9-12 Bulan

Seperti pada tahap sebelumnya, ibu harus tetap berikan ASI sesuai permintaan anak.

Ibu bisa memberikan MPASI tiga hingga empat kali makan dan 1 sampai 2 kali selingan setiap harinya.

Untuk jumlah, berikan MPASI sebanyak setengah mangkuk berukuran 250ml dengan tekstur makanan yang dicincang halus, atau makanan yang dapat dipegang oleh anak (finger foods).

MPASI untuk Anak Usia 12-24 Bulan

Pada tahap ini, terus berikan ASI sesuai permintaan anak.

Di usia 12-24 bulan, anak dapat beradaptasi dengan segala macam bentuk makanan, namun belum dapat mengunyah secara sempurna.

Selain itu, anak juga sudah dapat mengenali makanan dari bentuk, rasa, dan aromanya.

Anak juga dapat mulai menggunakan sendok secara mandiri ketika makan.

Ibu bisa memberikan makanan keluarga dengan tekstur yang sudah dihaluskan atau dicincang seperlunya.

Ibu sebaiknya memberikan tiga hingga 4 kali makanan dan satu hingga dua kali selingan setiap hari.

Untuk jumlah, tingkatkan MPASI secara perlahan menjadi tiga perempat mangkuk berukuran 250ml sekali makan.

Menu MPASI

Dirangkum dari kemkes.go.id, ada beberapa menu MPASI yang bisa ibu siapkan untuk makanan bayi.

Untuk bayi usia 6-9 bulan, ibu bisa coba mengkukus kentang, brokoli, wortel, dan ubi, kemudian dihaluskan dengan blender.

Ibu juga bisa menghaluskan daging ayam, ikan, roti, dan telur.

Untuk usia 9-12 bulan, menu MPASI bisa berupa bubur tim, seperti bubur tim hati ayam dan wortel atau bubur tim kacang merah dan daging.

Sementara untuk usia 12-24 bulan, menu MPASI dapat disamakan dengan orang dewasa, tapi rasanya tetap harus disesuaikan dengan kesukaan si kecil.

Di usia ini juga bisa mulai memberikan camilan sehat seperti buah, sayur, roti panggang, dan yoghurt.

Namun, pastikan untuk tidak menambahkan gula atau garam pada camilan.

Khusus untuk bayi berusia kurang dari 1 tahun, terdapat bahan makanan yang sebaiknya dihindari untuk MPASI.

Bahan-bahan tersebut yakni garam, madu, gula, pemanis buatan, kacang utuh, teh, kopi, dan makanan rendah lemak.

MPASI Komersial

Bagi ibu yang tidak memiliki waktu untuk membuatkan buah hati MPASI, ada alternatif lain yakni dengan memberikan MPASI komersial.

MPASI komersial bisa berupa Bubur Instan Bayi yang kini tersedia di pasaran.

Dikutip dari idai.or.id, MPASI komersial dibuat berdasarkan ketentuan khusus yang ditetapkan oleh lembaga kesehatan dunia (WHO).

Ketentuan itu meliputi standar keamanan, higienitas dan kandungan nutrisinya.

MPASI komersial mengandung zat pengawet yang aman bagi bayi, dibuat dengan steril, dan memiliki kandungan makro dan mikronutrien yang sesuai kebutuhan nutrisi bayi.

Sebagian orang mungkin menganggap MPASI komersial berbahaya karena kandungannya yang tidak organik, vitamin dan mineral yang bukan berasal dari bahan alami dan adanya pengawet.

Mereka lebih memilih membeli bubur bayi sehat yang banyak dijual di pasaran.

Meskipun dibuat dari bahan organik, namun kebersihan dan kehigienisan tidak ada yang bisa menjamin.

MPASI buatan sendiri di rumah tetap merupakan pilihan utama karena memiliki kekayaan tekstur, aroma, rasa dan kandungan zat gizi yang lebih terjamin.

Finger food

Finger food adalah makanan berbentuk padat yang berukuran sesuai genggaman bayi.

Finger food diberikan pada bayi usia 8-9 bulan dan sebaiknya makanan yang mudah digigit dan dikunyah.

Pemberian finger food dapat melatih si kecil untuk makan tanpa disuapi, melatih keterampilan motorik halusnya, serta metalih kemampuannya untuk menggigit dan mengunyah makanan.

Meski menjadi hal yang penting, harus tetap waspada terhadap kemungkinan tersedak saat si kecil memakannya.

Ada beberapa jenis makanan yang bisa dijadikan finger food, di antaranya:

1. Sayuran rebus seperti kentang, wortel, kembang kol, brokoli, atau ubi manis yang telah dikukus atau dipanggang hingga lunak.

2. Buah seperti apel, pir, mangga atau papaya, alpukat, pisang, dll.

3. Keju yang memiliki tekstur lembut, tidak berbau, dan tidak lengket.

4. Sereal yang mudah dipegang olehnya dan pilihlah yang rendah gula serta tanpa tambahan zat pewarna.

Ibu juga bisa mencoba Biskuit Bayi dan Biskuit Beras Bayi untuk finger food si buah hati.

Banyak merek Biskuit Bayi yang bisa dipilih ibu, di antaranya Yummy Bites Beberoll, Milna, Promina, Bebenice, Farley.

Begitu juga untuk Biskuit Beras Bayi, banyak beragam merek yang bisa dipilih.

Mulai dari Yummy Bites Rice Cracker, Biscuit Milna Rice Cracker, Kokobi Bites Biskuit Beras.

(Tribunnews.com/Fajar)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas