Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kasus TBC Tercatat 700 Ribu Selama 2022, Pakar Sarankan Lakukan Langkah Penanganan Ini

Kasus tuberkulosis (TBC) di Indonesia tercatat lebih dari 700 ribu pada 2022.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kasus TBC Tercatat 700 Ribu Selama 2022, Pakar Sarankan Lakukan Langkah Penanganan Ini
mylocalhealthguide.com
Virus tuberculosis. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus tuberkulosis (TBC) di Indonesia tercatat lebih dari 700 ribu pada 2022.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengungkapkan, deteksi kasus ini merupakan rekor tertinggi di Indonesia.

Baca juga: Kasus TBC Pecahkan Rekor Tertinggi di Indonesia, Pakar Ungkap Kemungkinan Penyebabnya

Terkait hal ini, Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Dicky Budiman memberikan saran pada pemerintah dengan masyarakat untuk kendalikan TBC.

Langkah pertama yang penting dilakukan adalah meningkatkan kesadaran atau literasi publik.

Misalnya saja seperti menerapkan perilaku hidup bersih dan memakai masker.

"Ini bisa membantu mengurangi penyebaran. Sekali lagi, masker bukan bicara Covid-19 saja. Kita ini negara endemi TBC. Lalu perilaku protokol kesehatan," ungkapnya pada Tribunnews, Sabtu (1/4/2023).

Baca juga: IDAI Ingatkan Penting Hilangkan Stigma yang Melekat Pada Pasien TBC

Berita Rekomendasi

Kampanye hidup bersih dan sehat harus terus di dorong oleh pemerintah dengan strategi komuniksi risiko yang baik.

Sehingga masyarakat bisa mengadopsi perilaku hidup bersih dan sehat.

Ilustrasi Penderita Tuberculosis (TBC).
Ilustrasi Penderita Tuberculosis (TBC). (Humas Kemenkes)

Kedua meningkatkan akses pada layanan kesehatan, terutama di daerah pemukiman kumuh, atau daerah pulau dan yang tidak terjangkau atau terpencil.

Ketiga,mengimplementasikan program skrining TBC.

"Nah ini sudah bagus, pemerintah sudah melakukan ini. Memang akan ditemukan kasusnya, jangan kaget memang bukan menciptakan kasus, tapi menemukan kasus," paparnya lagi.

Baca juga: Kasus TBC Anak Melonjak Dua Kali Lipat, IDAI: Capai 88.927 Kasus Pada 2022

Dicky menegaskan jika penyakit menular seperti TBC perlu diidentifikasi secara cepat.

Dengan harapan dapat mencegah penularan dan memberikan terapi bagi yang telah terinfeksi.

Keempat melakukan terapi yang benar.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sendiri merekomendasikan untuk melakukan terapi selama 6 bulan.

"Ini penting, menjamin pasien mendapatkan pengobatan sampai tuntas. Juga untuk mencegah adanya resistensi obat TBC," katanya lagi.

Kelima, kerjasama lintas sektor untuk mengatasi faktor peningkatan TBC di antaranya kemiskinan, mal nutrisi, pemukiman kumuh padat penduduk dan sebagainya.

Keenam meningkatkan survelens sistim untuk membantu memonitor prevalensi TBC.

Termasuk memantau progres, kontrol dan manajemen yang dilakukan, upaya dilakukan pemerintah baik daerah dan pusat.

"Terakhir bermitra dengan organisasi internasional," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas