Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Polusi udara terbukti menimbulkan masalah respirasi dan pernapasan. 

Di Indonesia dari 10 penyakit dengan kasus terbanyak per 100.000 penduduk.

Empat di antaranya merupakan penyakit respirasi, antara lain PPOK 145 kejadian dengan 78,3 ribu kematian.

Lalu kanker paru 18 kejadian dengan 28,6 ribu kematian, pneumonia 5.900 kejadian dengan 52,5 ribu kematian, dan asma 504 kejadian dengan 27,6 ribu kematian.

Karenanya, penting pencegahan dalam upaya mengatasi permasalahan polusi udara

Hal ini disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) sekaligus Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. dr. Agus Dwi Susanto.

“Upaya pencegahan dengan menurunkan polusi udara harus dilakukan semua pihak sehingga kasus respirasi dapat dikurangi,” ucap Prof. Agus pada laman resmi Kementerian Kesehatan, Selasa (4/3/2023). 

Ia mengatakan pemerintah dan masyarakat harus memahami terkait kualitas udara yang baik untuk kesehatan paru yang lebih baik.

Lebih lanjut, Co-Founder Bicara Udara Novita Natalia mengungkapkan permasalahan polusi udara tidak bisa ditangani oleh satu atau dua pihak saja.

Namun butuh kerja sama dari semua elemen, termasuk masyarakat.

“Kami melihat kondisi ini sebagai panggilan bagi semua pihak untuk terus meningkatkan kesadaran tentang pentingnya udara bersih.  Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait menjadi kunci utama,” ungkap Novita.

Baca juga: Penyakit Akibat Polusi Udara Kuras BPJS Kesehatan hingga Rp 8,7 Triliun

Novita menambahkan, dalam upaya menciptakan perubahan nyata, Bicara Udara terus mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menyuarakan hak atas udara bersih

Sekaligus, mempengaruhi kebijakan serta penegakan udara bersih di Indonesia.

Saat ini kajian terus dilaksanakan, dan pemerintah bersama komunitas dan lintas sektor terkait akan menyusun upaya pencegahan krisis polusi udara perkotaan di Indonesia.