5 Manfaat Kesehatan yang Mengejutkan dari Edamame
Kacang edamame adalah kedelai utuh yang belum matang, terkadang disebut sebagai kedelai jenis sayuran. Berikut 5 manfaatnya untuk kesehatan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MARYLAND - Kedelai adalah salah satu tanaman pangan paling populer dan serbaguna di dunia.
Jenis pangan satu ini biasanya diolah menjadi berbagai produk makanan, seperti protein kedelai, tahu, minyak kedelai, kecap, miso, natto dan tentu saja tempe.
Baca juga: 6 Manfaat Edamame yang Baik bagi Kesehatan, Dapat Mencegah Diabetes hingga Masalah Saraf
Kedelai juga bisa dikonsumsi utuh, termasuk dalam bentuk kedelai yang belum matang yang disebut edamame.
Dikonsumsi secara tradisional di Asia, edamame telah mendapatkan popularitas di negara-negara Barat, yang biasanya mengkonsumsinya sebagai camilan.
Apa itu edamame?
Kacang edamame adalah kedelai utuh yang belum matang, terkadang disebut sebagai kedelai jenis sayuran.
Jenis pangan ini berwarna hijau dan warnanya berbeda dari kedelai biasa, yang biasanya berwarna cokelar muda atau krem.
Baca juga: Masuki Ramadan, Pasokan Kedelai untuk Perajin Tahu Tempe Relatif Aman, Harga Stabil
Lalu berapa kalori edamame?
Dikutip dari laman Healthline, Selasa (2/5/2023), satu cangkir atau 160 gram edamame matang mengandung 224 kalori, ini menyumbang sekitar 7 hingga 11 persen dari asupan kalori harian yang direkomendasikan untuk orang dewasa, tergantung pada usia, jenis kelamin dan tingkat aktivitas.
Kacang edamame sering dijual saat masih terbungkus polongnya, yang tidak disarankan untuk dimakan.
Di Amerika Serikat (AS), sebagian besar edamame dijual dalam keadaan beku.
Umumnya, anda dapat secara mudah memanaskan kacang ini dengan merebus, mengukus, menggoreng atau memanaskannya dalam microwave selama beberapa menit.
Bagaimana cara menyiapkan edamame?
Secara tradisional, kacang ini disiapkan dengan sedikit garam dan ditambahkan ke sup, semur, salad dan hidangan mie, atau dimakan begitu saja sebagai cemilan.
Edamame disajikan di bar sushi dan banyak restoran China dan Jepang.
Makanan kedelai kontroversial
Beberapa orang menghindari konsumsi kedelai secara teratur, sebagian karena dapat mengganggu fungsi tiroid.
Namun sebagian besar penelitian telah menunjukkan bahwa dosis kedelai yang sangat tinggi pun tampaknya tidak berdampak signifikan pada fungsi tiroid.
Kendati demikian, terlepas dari kekhawatiran tersebut, edamame dan kedelai juga memiliki beberapa manfaat kesehatan.
Berikut manfaat kesehatan saaat mengkonsumsi edamame?
1. Kaya akan vitamin dan mineral
Edamame mengandung beberapa vitamin dan mineral dalam jumlah tinggi serta serat.
Edamame mengandung jauh lebih banyak vitamin K dan folat daripada kedelai dewasa.
Faktanya, jika anda mengkonsumsi satu cangkir penuh atau 160 gram edamame, anda akan mendapatkan sekitar 56 persen DV untuk vitamin K dan lebih dari 100 persen untuk folat.
2. Dapat menurunkan kolesterol
Studi observasi telah mengaitkan kadar kolesterol tinggi yang tidak normal dengan peningkatan risiko penyakit jantung.
Satu ulasan menyimpulkan bahwa orang yang mengkonsumsi rata-rata 25 gram protein kedelai per hari mengalami penurunan kolesterol lipoprotein densitas rendah sekitar 3 hingga 4 persen.
Namun belum jelas apakah perubahan kadar kolesterol yang kecil hingga sedang ini dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
Terlepas dari ketidakpastian ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS menyetujui klaim kesehatan untuk protein kedelai dalam pencegahan penyakit jantung.
Selain menjadi sumber protein kedelai yang layak, edamame kaya akan serat sehat, antioksidan dan vitamin K.
Senyawa tumbuhan ini dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan memperbaiki profil lipid darah, ukuran lemak termasuk kolesterol dan trigliserida.
3. Dapat meningkatkan regulasi gula darah yang sehat
Mereka yang mengkonsumsi banyak karbohidrat yang mudah dicerna seperti gula, secara teratur dapat meningkatkan risiko penyakit kronis.
Ini karena diet tinggi karbohidrat yang cepat dicerna menyebabkan kadar gula darah setelah makan menjadi tinggi dan pengaturan gula darah yang buruk.
Tentunya ini dapat meningkatkan risiko berkembangnya kondisi kesehatan seperti diabetes tipe 2.
Sama seperti kacang lainnya, edamame tidak menaikkan kadar gula darah secara berlebihan.
4. Tinggi protein
Mendapatkan cukup protein tentu sangat penting untuk memperoleh kesehatan yang optimal.
Para vegan dan mereka yang jarang mengkonsumsi makanan hewani berprotein tinggi mungkin perlu memberi perhatian khusus pada apa yang mereka konsumsi setiap hari.
Secangkir atau 160 gram edamame matang menyediakan sekitar 18,4 gram protein.
Selain itu kedelai merupakan sumber protein utuh, karena tidak seperti kebanyakan protein nabati, kedelai menyediakan semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh anda.
5. Dapat mengurangi risiko kanker payudara pada beberapa populasi
Kedelai tinggi senyawa tanaman yang dikenal sebagai isoflavon.
Isoflavon mirip dengan hormon seks estrogen dan mungkin berikatan lemah dengan reseptornya, yang terletak di sel-sel seluruh tubuh.
Karena estrogen dianggap mempromosikan jenis kanker tertentu seperti kanker payudara, beberapa peneliti meyakini bahwa mengkonsumsi kedelai dan isoflavon dalam jumlah besar mungkin berisiko.
Beberapa penelitian observasional mengaitkan asupan tinggi produk kedelai atau isoflavon dengan potensi peningkatan risiko kanker payudara.
Namun, sebagian besar penelitian serupa yang berfokus pada orang-orang di Asia menunjukkan bahwa asupan kedelai dan produk kedelai yang tinggi dapat sedikit mengurangi risiko kanker payudara.
Mereka juga menunjukkan bahwa asupan makanan kaya isoflavon yang tinggi di awal kehidupan dapat melindungi dari kanker payudara di kemudian hari.
Pola makan tradisional Asia cenderung mengandung lebih sedikit makanan olahan kedelai seperti tahu, tempe, miso, dan susu kedelai, sedangkan pola makan Barat lebih condong ke alternatif daging berbahan dasar kedelai atau produk daging dengan tambahan protein kedelai.
Satu penelitian menunjukkan bahwa karena konsumsi makanan kedelai yang lebih sering, orang yang lebih tua di Jepang memiliki asupan isoflavon harian rata-rata 30 hingga 50 miligram.
Sementara orang dari AS dan Eropa memiliki kurang dari 3 mg per hari.
Kendati demikian, diperlukan lebih banyak studi terkontrol jangka panjang di berbagai populasi sebelum kesimpulan yang solid dapat dicapai.