Bolehkah Pasien Penyakit Hipertiroid Konsumsi Telur? Begini Penjelasan Dokter
Hipertiroid adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid secara berlebihan. Itu bisa picu berat badan drop.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagian masyarakat berpendapat jika pasien hipertiroid memiliki beberapa pantangan makanan, salah satunya telur.
Namun benarkah pasien penyakit tiroid dianjurkan tidak mengonsumsi telur?
Terkait hal ini, dokter spesialis penyakit dalam dari RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah Dr. dr. Wira Gotera Sp.PD K-EMD FINASIM.
Menurut dr Wira, sejauh ini belum diketahui apa penyebab dari munculnya penyakit tersebut.
Kemunculan penyakit tiroid tidak berhubungan dengan makanan atau pun gaya hidup.
"Penyakit ini sampai sekarang tidak diketahui kenapa bisa seperti itu, tidak berhubungan dengan makanan, gaya hidup," paparnya.
Sel darah putih seharusnya bergerak melawan kuman atau benda asing, namun malah menyerang tiroid.
"Jadi tidak berhubungan dengan makanan. Apa pun terjadi. Boleh saja makan apa pun, kecuali ada gangguan kolestrol, penyakit diabetes atau gangguan metabolik," papar dr Wira.
Baca juga: Idap Hipertiroid, Berat Badan Indra Bruggman Turun 12 Kg, Kini Matanya Masih Sedikit Bengkak
Namun ia mengingatkan jika ada pula penyakit autoimun yang menyerang pankreas dan berujung diabetes tipe satu.
Lebih lanjut dr Wira pun menganjurkan untuk rutin berkonsultasi dengan dokter.
"Sekali lagi diskusikan dengan dokter, dari pada nebak sendiri. Nanti malah stres gara-gara penyakitnya, nafsu makan berkurang dan sakit-sakitan," pungkasnya.
Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid, yaitu triiodothyronine (T3) dan thyroxine (T4), secara berlebihan.
Bila kadar hormon tiroid dalam tubuh melebihi batas normal, maka proses metabolisme menjadi bekerja terlalu cepat.
Inilah yang menyebabkan penderita hipertiroid memiliki berat badan rendah serta jantung yang berdetak lebih cepat.
Jika tak ditangani dengan baik, dapat mengakibatkan komplikasi thyroid storm, pengeroposan tulang (osteoporosis), aritmia (detak jantung tidak normal), hingga gagal jantung.