BPOM Setujui Abemaciclib sebagai Obat Kanker Payudara Stadium Awal
Abemaciclib adalah tablet oral non-kemoterapi. Obat itu bekerja dalam sel untuk memblokir aktivitas dan membantu menghentikan pertumbuhan sel kanker.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM) menyetujui penggunaan Abemaciclib sebagai obat untuk terapi pasien dengan HR+ HER2- kanker payudara stadium awal dengan resiko tinggi.
Abemaciclib adalah tablet oral non-kemoterapi.
Berdasarkan studi praklinis, Abemaciclib bekerja di dalam sel untuk memblokir aktivitas dan membantu menghentikan pertumbuhan sel kanker, sehingga pada akhirnya sel kanker akan mati.
Ketua Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN) Dr dr TB Djumhana Atmakusuma SpPD-KHOM menuturkan, selama ini belum ada obat yang untuk HR+ HER2-.
"Selama ini obatnya hormonal terapi atau pada keadaan tertentu kemoterapi,” kata dia dalam kegiatan akhir pekan lalu.
Melalui terapi ini diharapkan kekambuhan dari sel kanker akan lebih kecil. Jikapun kambuh, bisa dalam hitungan tahun.
Baca juga: Tes Darah Terbaru Bisa Bantu Deteksi Kanker Sejak Dini
Selain itu, dengan tambahan alternatif terapi ini, diharapkan pasien di Indonesia tidak perlu berobat ke luar negeri.
“Di Indonesia saja pengobatan sudah bisa. Tidak usah ke luar negeri,” katanya.
Sejauh ini menurut pengalamannya, pasien kanker yang meninggal karena metastase atau penyebaran itu sebesar 35 persen saja.
“Yang banyak itu karena kardiovaskular, mudah infeksi, atau penyakit lain seperti diabetes,” katanya.
Untuk itu penting melakukan deteksi dini. dengan SADARI dan bisa berlanjut ke mamografi meski alatnya belum tersebar.
COO ZP Therapeutics Aylie Wijaya menyatakan bahwa Abemaciclib telah mendapatkan persetujuan dari BPOM untuk pasien kanker payudara stadium awal.
“Sebelumnya, kami sudah mendapatkan approval untuk stadium lanjut. Kami berharap dengan ini bisa memberikan pilihan terapi oleh dokter di Indonesia untuk pasien yang lebih luas,” harap Aylie.