Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Pencegahan, 80 Persen Lebih Efektif Turunkan Prevalensi Stunting

Upaya pencegahan jauh lebih efektif menurunkan prevalensi stunting di Indonesia, bahkan hingga 80 persen. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Pencegahan, 80 Persen Lebih Efektif Turunkan Prevalensi Stunting
WARTA KOTA/YULIANTO
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo berpose untuk difoto usai sesi wawancara eksklusif dengan Wartakotalive.com di kantornya, BKKBN, Halim, Jakarta Timur, Senin (12/6/2023). WARTA KOTA/YULIANTO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya pencegahan jauh lebih efektif menurunkan prevalensi stunting di Indonesia, bahkan hingga 80 persen. 

Hal ini diungkapkan oleh Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G (K) dalam Temu Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS)

Baca juga: Tiga Masalah yang Dihadapi Dalam Penanganan Stunting 




"Kalau kita mengejar anak yang stunting menjadi tidak stunting, keberhasilannya hanya 20 persen. Namun dengan mencegah lahirnya bayi stunting baru keberhasilannya lebih dari 80 persen,“ ungkap Hasto pada keterangannya, Selasa (4/7/2023).

Karena itu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus melakukan upaya pencegahan stunting dari hulu.

Yaitu lewat skrining calon ibu agar bayi yang dilahirkan tidak stunting. 

Baca juga: BKKBN Lepas Puluhan Mobil Penerangan untuk Percepatan Penurunan Stunting

Hasto Wardoyo mencontohkan kabupaten dengan jumlah penduduk 100 ribu jiwa, paling banyak akan ada ibu hamil sekitar 2 ribu orang. 

BERITA TERKAIT

Rata-rata, kata Hasto Wardoyo, dalam waktu sehari akan lahir sekitar enam bayi. 

Angka stunting di Desa Kluwut cukup tinggi.
Angka stunting di Desa Kluwut cukup tinggi. (Istimewa)

Kemudian apabila di rata-rata yang akan menikah, jumlahnya separuh yakni tiga calon pengantin. 

Dari tiga pasang calon pengantin ini, sudah mesti memikirkan pencegahan. 

Salah satunya dengan mengetahui kondisi calon pengantin perempuan apakah menderita anemia atau tidak. 

“Yang akan menikah tadi harus tahu berapa yang anemia. Mereka yang terindikasi (anemia) berisiko melahirkan bayi stunting harus segera didampingi Tim Pendamping Keluarga (TPK),” kata Hasto lagi. 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas