Komisi IX DPR: Masyarakat Harus Diedukasi Masif Cara Mencegah Antraks
Komisi IX DPR sebut kejadian di Gunung Kidul harus dijadikan momentum untuk mensosialisasikan kembali bahaya antraks kepada masyarakat.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengatakan, kasus penyakit menular antraks yang saat ini mewabah di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta adalah bukti bahwa masyarakat belum memahami sepenuhnya ikhwal antraks itu.
Karena itu, kejadian di Gunung Kidul saat ini harus dijadikan momentum untuk mensosialisasikan kembali bahaya antraks kepada masyarakat.
"Masyarakat harus diedukasi secara masif bagaimana cara mencegah munculnya antraks. Masyarakat harus tahu bagaimana proses penularannya dan bagaimana cara pengobatannya jika sudah terjangkit," kata Rahmad dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (9/7/2023).
Legislator PDIP itu berujar, masyarakat harus tahu dan memahami bahwa spora antraks (yang menulari penyakit berbahaya ini), bisa hidup berpuluh-puluh tahun di tanah.
Spora ini bisa menyebar ke hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, atau hewan herbivora lainnya.
"Antraks bisa muncul kapan saja. Apalagi, disebut-sebut spora antraks bisa hidup berpuluh-puluh tahun. Tapi antraks tentu saja bisa dihindari, caranya dengan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang dimasak dengan matang,” ucapnya.
Ditambahkan, masyarakat juga harus diajari agar membakar bangkai ternak yang berpenyakit atau dikubur dalam-dalam agar tidak muncul lagi ke permukaan .
"Ingat loh, spora antraks itu bisa hidup berpuluh-puluh bahkan ratusan tahun. Spora itu bisa menjangkiti hewan dan hewan yang sakit tersebut bisa menjangkiti manusia," ucapnya.
Bercermin dari kasus di Gunung Kidul, Handoyo mengatakan, hal yang sangat penting adalah larangan memakan bangkai hewan yang berpenyakit.
"Harus ada larangan keras, agar warga tidak memakan bangkai hewan berpenyakit. Kita kan tidak tahu apakah hewan sakit itu Antrak, Rabies atau penyakit kuku. Kalau sudah sakit yang dibakar atau dikubur saja," katanya.
Dikatakan Handoyo, meskipun wabah antraks saat ini merebak di Gunung Kidul, masyarakat tidak harus panik, melainkan harus waspada dan lebih peduli terhadap penyakit ini.
"Sekali lagi, masyarakat harus paham apa itu Antraxs, apa itu rabies dan penyakit menular lainnya. Kalau sudah paham, tentu penyakit berbahaya tersebut bisa dihindari," ujarnya.
Baca juga: Ini Bahaya Spora Antraks Jika Sampai Masuk ke Dalam Tubuh
Lebih jauh, Handoyo mendorong pemerintah pusat untuk berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian dan Ditjen Peternakan untuk mendesain cara mencegah penyakit menular yang diakibatkan dari hewan ke manusia.
"Kolaborasi ini juga harus memberikan informasi yang masif ke masyarmampu akat sehingga bisa meminimalisasi kejadian yang tidak diharapkan. Sukses sosialisasi ini ada di pemerintah daerah dan dinas," tandasnya.