Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Konsep Bergerak Bersama Jadi Jurus Jitu Kota Semarang Tekan Angka Stunting

Kota Semarang jadi kota yang berhasil menurunkan angka stunting yang cukup signifikan Dari 21,3 persen pada tahun 2021 menjadi 10,4 persen tahun 2022

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Konsep Bergerak Bersama Jadi Jurus Jitu Kota Semarang Tekan Angka Stunting
Tribunnews/JEPRIMA
Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra bersama Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dan Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi serta Corporate Communications Director Kompas Gramedia Glory Oyong selaku moderator pada acara Talk Show & Penghargaan Inspirator dan penggerak cegah stunting di Studi 1 Menara Kompas, Jakarta Pusat, Senin (17/7/2023). Tribun Network bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional(BKKBN) menyelenggarakan Talk Show & Penghargaan Inspirator dan Penggerak Cegah Stunting. Sebagai informasi Tribun Network bersama BKKBN memberikan dua telur setiap hari selama 6 bulan untuk anak risiko stunting di usia 6 sampai 24 bulan. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberhasilan Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu beserta jajarannya dalam menekan angka kasus
stunting menarik banyak perhatian.

Perempuan yang biasa disapa Mbak Ita ini mengatakan, keberhasilan tersebut tidak lepas dari realisasi 5 pilar penanganan dasar stunting.

Adapun lima pilar yang menjadi dasar penanganan stunting yakni komitmen dari pimpinan, sosialisasi dan komunikasi, konvergensi dan koordinasi program pusat dan daerah, ketahanan pangan dan gizi, serta pemantauan evaluasi. 

"Jadi bagaimana semua stake holder dari pemerintah kota semarang juga ada BKKBN, Kementerian Kesehatan ini semua bergerak termasuk tim penggerak PKK ini melakukan kegiatan-kegiatan yang bersama-sama," kata dia dalam acara yang diselenggarakan Tribun Network dan BKKBN di Studio I Menara Kompas, Palmerah, Jakarta, pada Senin (17/7/2023).

Kota Semarang diketahui menjadi jadi kota yang berhasil menurunkan angka stunting yang cukup signifikan.

Baca juga: Kepala BKKBN: Jarak Kelahiran Anak Terlalu Dekat Bisa Bikin Angka Stunting Tinggi

Dari 21,3 persen pada tahun 2021 menjadi 10,4 persen tahun 2022 atau berhasil menurunkan stunting sebesar 11 persen dalam kurun 1 tahun.

BERITA REKOMENDASI

"Jadi di Kota Semarang ini kami mempunyai tagline konsep Bergerak bersama," urai wali kota perempuan pertama Semarang ini.

Generasi muda pun dilibatkan untuk mencegah stunting dimana generasi muda kota Semarang.

Selain itu membangun Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) yang dilengkapi dengan resep-resep masakan untuk cegah stunting yang ditulis oleh Presiden RI ke-5 yakni Megawati Soekarno Putri.

"Buku itu kita implementasikan di semua Dasa Wisma tim penggerak PKK sehingga ini yang menjadi salah satu penyebab turunnya stunting karena ibu-ibu diajak masak," kata dia.

Kemudian juga membangun rumah Pelita yakni terobosan dalam upaya penanganan stunting dari hulu ke hilir. 

Seperti pemberian pola asuh, penanganan gizi, sanitasi, dan lain-lain. 

Rumah Pelita tidak hanya untuk anak-anak stunting saja, namun juga mewadahi pelayanan bagi ibu hamil yang mengalami anemia dan kekurangan energi kronis (KEK).

Maupun ibu yang mengalami stres pasca melahirkan.

"Alhamdulillah mungkin ini bisa jadi contoh juga dalam waktu 3 bulan anak-anak ini berat badannya untuk naik sekitar setengah kilogram dan apa tingginya ini eh tumbuh 0,5 sampai 1 cm," jelas dia.

Diharapkan melalui terobosan dan inovasi di kota Semarang tersebut penurunan angka stunting yang diharapkan Presiden Jokowi pada tahun 2024 dapat terwujudkan.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas