Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Polusi Udara Bisa Ganggu Proses Perkembangan Kognitif dan Kecerdasan Anak

Diperkirakan 2 miliar anak di seluruh dunia terdampak polusi udara berat. Polusi masuk melalui jalur indra penciuman.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Polusi Udara Bisa Ganggu Proses Perkembangan Kognitif dan Kecerdasan Anak
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Ilustrasi anak. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siapa sangka, polusi udara yang diduga hanya menyerang kesehatan paru-paru bisa ganggu perkembangan kognitif atau kecerdasan anak

Hal ini diungkapkan oleh Dokter spesialis paru dr Agus Dwi Susanto, SpP. 

"Diperkirakan 2 miliar anak di seluruh dunia terdampak polusi udara berat. Berdampak pada pertumbuhan, perkembangan termasuk gangguan kognitif," ungkapnya pada media briefing virtual, Rabu (9/8/2023). 

Baca juga: WALHI: Pemerintah Tak Serius Tangani Polusi Udara yang Makin Parah

Lebih lanjut, dr Agus menjelaskan jika polusi udara bisa masuk melalui jalur indra penciuman (olfaktori) atau jalur lainnya.

Setelah itu, polusi menembus hingga ke otak dan menyebabkan peradangan seperti neuroinflamasi atau neurodegenerasi.

"Hal ini berdampak pada kongitif anak dalam proses pertumbuhan," tegasnya. 

Riset lain menunjukkan peningkatan polutan ini berkaitan dengan tingkat intelektual dan intelegensi yang lebih rendah pada anak usia 2 tahun, pra sekolah dan usia sekolah. 

Berita Rekomendasi

"Pajanan polusi udara NO2, PM, hidrokarbon, polisiklik berkaitan dengan tingkat intelegensia dan intelektual," papar dr Agus.

Pajanan polusi udara bahkan dapat berdampak dari awal masa kandungan. 

Beberapa studi menemukan dampak lain polusi udara terhadap perkembangan fungsi otak anak. 

Di antara seperti persepsi dan sensori informasi yang lebih lambat.

Lalu fungsi memori, atensi dan koordinasi motorik yang lebih rendah.

Bisa pula berdampak pada regulasi diri dan emosi yang lebih rendah. 

Namun, riset ini masih ada kemungkinan dipengaruhi faktor, sosial ekonomi pajanan toksin dan lainnya. Sehingga butuh studi lanjutan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas