Terapi Sel Punca dan Genomik Bermanfaat Mengatasi Penyakit Kronis
Meski begitu, sel punca kini masih dalam tahap penelitian dan belum menjadi layanan standar.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terapi sel punca diyakini akan menjadi tren di masa depan dan dari sejumlah penelitian yang telah dilakukan terapi ini menunjukkan hasil yang cukup menjanjikan.
Meski begitu, sel punca kini masih dalam tahap penelitian dan belum menjadi layanan standar.
Sel punca atau stem cell adalah suatu sel yang memiliki kemampuan untuk memperbaharui dirinya sendiri serta kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel.
Meskipun sel punca merupakan sel yang belum terdiferensiasi, sel punca dapat menghasilkan sel yang terspesialisasi, seperti sel otot jantung, sel darah, sel saraf, dan sebagainya.
Baca juga: Bermanfaat Obati Leukimia, Sel Punca Darah Tali Pusat Bayi Sebaiknya Disimpan
Direktur PT Bifarma Adiluhung sekaligus Deputy Director Stem Cell and Cancer Institute (SCI), dr. Sandy Qlintang, M.Biomed mengatakan, sebenarnya setiap orang memiliki sel punca.
"Namun, seiring penambahan usia membuat kita secara alami mengalami penurunan progresif dalam efektivitas sel punca kita," katanya saat Media Brief dengan topik Genomik dan Terapi Sel: Kemajuan Penelitian dan Inovasi Atasi Penyakit Kronis menjelaskan genomik dan terapi sel menjadi opsi pengobatan yang akan terjadi di masa depan di Jakarta belum lama ini.
Ia pun memaparkan faktor lingkungan seperti polusi, radiasi, dan makanan berkualitas buruk, kemudian gangguan hormonal, metabolisme dan imunologi seperti stres, penyakit, dan penyalahgunaan zat.
"Penggunaan yang berlebihan bisa membuat sel punca semakin cepat habis dan rusak dan ini biasa terjadi atlit," katanya.
Sandy juga menerangkan genomik dan terapi sel untuk melihat pengobatan di masa depan dan adanya perbedaan antara genetik dengan genomik walaupun keduanya kaitannya dengan gen.
“Genetik adalah penelitian-penelitian atau pembelajaran tentang gen ini dan perannya di dalam pewarisan sifat atau kondisi tertentu dari generasi ke generasi, salah satu contoh genetik ini ada thalassemia, kelainan gen yang diturunkan,” ujar dr. Sandy Qlintang.
Sedangkan genomik merupakan penelitian keseluruhan gen sebuah organisme (genom) di dalam tubuh, termasuk interaksi antara gen dengan lingkungan seseorang yakni seperti makanan.
"Pemeriksaan DNA melalui genomik dengan tes nutrigenomik dikatakan sebagai solusi komprehensif untuk mendeteksi dini risiko penyakit genetik dan degeneratif, bahkan mampu memberikan informasi terkait asupan mikronutrien atau makronutrien yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai dengan kondisi masing-masing," katanya.