Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Genomic dan Stem Cell Harapan Baru Penanganan Pasien Penyakit Degenaratif 

Di masa mendatang terapi berbasis genomic dan stem cell akan sangat dibutuhkan dibutuhkan karena penggunaan kedua terapi ini.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Genomic dan Stem Cell Harapan Baru Penanganan Pasien Penyakit Degenaratif 
SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
PENGEMBANGAN STEM CELL - Peneliti melakukan riset di laboratorium riset stem cell di Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell gedung Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga Surabaya, Rabu (11/7). Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) menaikkan anggaran pengembangan stem cell dari tahun lalu. Jumlah anggaran Rp9,3 miliar untuk tahun ini, tahun lalu yang Rp2,9 miliar hanya untuk stem cell. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di masa mendatang terapi berbasis genomic dan stem cell akan sangat dibutuhkan dibutuhkan karena penggunaan kedua terapi ini akan memberikan hasil yang presisi untuk setiap pasien penyakit degeneratif seperti kanker, diabetes, Parkinson, Alzheimer, rheumatoid arthritis, dan osteoporosis. 

"Saat kita membicarakan penyakit, kalau sekarang secara unum, tapi kalau menggunakan teknologi genomic dan stem cell, hasilnya akan presisi kepada pasiennya, apa penyakitnya karena masing-masing individu bisa berbeda," kata Direktur Utama PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius saat seminar internasional Dr Boenjamin Setiawan Distinguished Lecture Series (DBSDLS) yang ketujuh di Jakarta, Minggu (8/10/2023).




Tidak hanya itu, bukan tidak mungkin tidak ada orang yang sakit datang dengan stadium lanjut karena penggunaan prediksi genomic bisa melacak pada risiko penyakit seorang nantinya artinya kalau sudah tahu lebih awal.

"Misalnya seseorang yang terkena kanker yang saat ini ketahuannya terlambat atau orang bilang sudah stadium lanjut bisa ketahuan awal lebih awal. Kemajuan teknologi dan inovasi ini, kita bisa mendeteksi lebih cepat sehingga risiko fatal di ujung tidak terjadi," katanya.

Melalui seminar internasional  yang menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri, yakni 6 profesor dari Singapura, Tiongkok, AS dan Indoneia memberikan edukasi bertema hari ini stem cell dan genomic merupakan wujud Kalbe memperhatikan perkembangan ilmu biomedikal dan genomik, termasuk stem cell dalam mengupayakan penanganan penyakit degeneratif di Indonesia.

"Kegiatan ini bertujuan untuk dapat mendorong perkembangan ilmu pengetahuan serta inovasi di bidang genomik dan stem cell yang dapat dimanfaatkan menjadi terobosan baru pengobatan di Indonesia," katanya.

BERITA TERKAIT

Selain itu, upaya ini selaras dengan program Kementerian Kesehatan, yakni pengembangan teknologi dan inovasi kesehatan di biomedical, genomic sequencing, dan cell therapy.

Sebelumnya, Deputy Director Stem Cell and Cancer Institute (SCI), dr. Sandy Qlintang M iomed mengatakan, genomik dan terapi sel menjadi opsi metode pengobatan di masa mendatang karena bermanfaat untuk melihat pengobatan di masa depan.

"Genomik merupakan penelitian keseluruhan gen sebuah organisme (genom) di dalam tubuh, termasuk interaksi antara gen dengan lingkungan seseorang yakni seperti makanan dan pemeriksaan DNA melalui genomik dengan tes nutrigenomik bisa jadi solusi komprehensif untuk mendeteksi dini risiko penyakit genetik dan degeneratif," katanya.

Bahkan, kata dia  mampu memberikan informasi terkait asupan mikronutrien atau makronutrien yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai dengan kondisi masing-masing.

Tes gen itu sangat bisa mengatur mikronutrien dan makronutrien sehingga pemeriksaan nutrigenomik kita bisa langsung mendeteksi makanan apa yang cocok untuk tubuh.

Terkait dengan stem cell, Sandy mengatakan, manusia dilahirkan telah memiliki stem cell, namun seiring bertambahnya usia, jumlah dan kualitas stem cell mengalami penurunan (penuaan stem cell).

Baca juga: Jusuf Kalla Kembali Lakukan Terapi Stem Cell di Vinski Tower

"Selain itu, faktor lingkungan seperti polusi, infeksi, dan faktor genetik juga turut berkontribusi dan akibat adanya penurunan jumlah dan kualitas stem cell itu, kata dia dapat mengakibatkan penyakit degeneratif dan terapi stem cell sangat menjanjikan untuk tingkatkan peluang kesembuhan pasien,” kata Sandy.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas