Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Tantangan Menangani Individu Autistik Dewasa, Keluarga Perlu Ajarkan 7 Soft Skill Ini Sejak Dini

Individu autistik dewasa seharusnya diajarkan sejak dini menghandle optimum stress yang dialaminya agar menjadi pribadi sukses di masa dewasanya.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Tantangan Menangani Individu Autistik Dewasa, Keluarga Perlu Ajarkan 7 Soft Skill Ini Sejak Dini
dok.
Talkshow tentang penanganan individu autistik yang diselenggarakan di kampus LSPR Jakarta, Minggu 29 Oktober 2023. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagian besar masyarakat Indonesia belum memahami bagaimana cara menangani pribadi atau individu autistik terutama mereka yang sedang dalam fase transisi ke usia dewasa.

Topik ini menjadi bahan diskusi menarik di acara talkshow tentang penanganan individu autistik yang diselenggarakan di kampus LSPR Jakarta, Minggu 29 Oktober 2023.

Forum diskusi ini diikuti puluhan keluarga yang memiliki anak autistik dan menghadirkan pembicara dari berbagai kalangan, yaitu terapis, konsultan anak berkebutuhan khusus dan orangtua yang memiliki anak individu dewasa autistik.

Tri Gunadi, dosen vokasi Universitas Indonesia dan founder Yamet Child Development Center, konsultan anak berkebutuhan khusus mengatakan ada sejumlah tantangan terbesar dalam menangani individu autistik dewasa.

"Individu autistik dewasa seharusnya diajarkan sejak dini menghandle optimum stress yang dialaminya oleh dia sendiri sehingga bisa menjadi pribadi sukses di masa remaja dan dewasanya," ungkap Tri Gunadi.

Tri Gunadi menjelaskan, optimum stress mengajarkan anak mudah menangani masalah adaptasi, gangguan sensori dan lain-lain.

Namun ada sejumlah tantangan lain yang juga harus dihadapi ketika menangani anggota keluarga autistik dewasa. Misalnya, dia cenderung kurang motivasi dan kurang disiplin, malas dan suka menunda-nunda, serta kurang motivasi dan kurang disiplin.

Berita Rekomendasi

Tantangan lainnya adalah kebiasaan overthinking (khawatir berlebihan) dan ragu-ragu, mudah terdistraksi oleh hal-hal yang tidak penting, sikap sombong dan tidak mau belajar.

“Dalam mengatasi tantangan ini, diperlukan dukungan sosial dari keluarga, sekolah dan pusat terapi sangat penting untuk menipiskan masalah-masalah tersebut," ujarnya.

Baca juga: Pameran Seni Rupa Bianglala Seribu Imajinasi, Hadirkan 102 Karya Seniman Individu Autistik

"Individu autistik dewasa seharusnya diajarkan sejak dini mengatasi “Optimum Stress” sehingga nanti akan sukses di masa remaja dan dewasa nya. Optimum stress mengajarkan anak akan mudah menangani masalah adaptasi, gangguan sensori," kata Tri Gunadi.

Tri Gunadi juga mengingatkan, ada lima hal yang perlu diajarkan pada autistik dewasa agar bisa menjalankan smart working yakni membuat agenda dan perencanaan apa yang akan dikerjakan, mengajarkan selalu bersikap fleksibel dan terbuka.

Keluarga juga perlu mengajarkan pribadi autistik agar menghindari pekerjaan multitasking, dan membiasakan mereka berpikir kritis dan kreatif, serta meluangkan waktu untuk beristirahat.

Baca juga: Kiat Berinteraksi dengan Anak Autis yang Tepat dari Psikolog

Ada tujuh soft skill yang orangtua perlu ajarkan kepada pribadi autistik dewasa:  

Pertama, adaptasi: biasakan dia berhadapan dengan lingkungan baru dan orang-orang baru.

Kedua, manajemen diri dan leadership: biasanya individu autistik selalu aktif dan disiplin,

Ketiga, kerjasama dalam tim: individu autistik perlu terus diajak berlatih berdiskusi dan menghargai pendapat orang lain.

Keempat, networking: individu autistik perlu diasah kemampuannya dalam menyampaikan pendapat dan bersikap ramah ke orang lain.

Kelima, menajemen waktu dan tugas: perlu terus diajak belajar menyusun skala prioritas.

Baca juga: 5 Alasan Perlu Nonton Extraordinary Attorney Woo, Drama Korea tentang Gadis Autis

Keenam, komunikasi: individu autistik perlu dibiasakan aktif mendengarkan aktif dan berbicara menyampaikan pendapat ke orang lain.

Ketujuh, berpikir kritis: individu autistik perlu diajak berlatih dengan banyak membaca buku dan berdiskusi dengan orangtua.

Sementara, strategi untuk membantu pribadi autistik dewasa agar meraih sukses dan bisa hidup mandiri adalah dengan cara mengajaknya banyak berlatih, membiasakan, menciptakan dan konsistensi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 menyebutkan, di Indonesia terdapat sekitar 270,2 juta dengan perbandingan pertumbuhan anak autistik sekitar 3,2 juta anak.

Pusat Data Statistik Sekolah Luar Biasa Kemendikbudristek tahun 2020 mencatat jumlah siswa autistik di Indonesia pada tahun 2019 sebanyak 144.102 siswa.

Forum diskusi ini dibuka oleh Dr. (H.C) Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, FIPR, founder & CEO LSPR serta pendiri LSBA dan LSCAA yang juga merupakan orangtua dari individu autistik.

“Forum ini merupakan forum berkelanjutan untuk menjadi sarana diskusi dan berbagi pengetahuan menangani individu dewasa autistik yang membutuhkan kemampuan mandiri, mengeksplorasi potensi, kemampuan beradaptasi dan bersosialisasi, menjawab tantangan dalam merawat dan memenuhi kebutuhan individu dewasa autistik, memberikan dukungan sosial kepada orangtua,” ujar Prita.

Dia menambahkan, individu autistik membutuhkan orang untuk bersandar dan memahaminya dan empati, mentor yang dapat menggali potensi nya serta supporter yang selalu mendorong individu autistik untuk terus berkembang dan mempunyai kemajuan.

"Para orangtua juga tidak boleh memikirkan ketakutan dan jangan putus harapan, tetap semangat mendampingi tumbuh kembang dan menggali potensi anak - anak kita,” ungkapnya.

Forum diskusi ini terdiri dari dua sesi. Sesi panel pertama mengangkat topik "Menggali Potensi Individu Dewasa Autistik” dipandu oleh Hersinta, P.hD, Head of Centre for Asean Autism Studies dengan pembicara yaitu Joanes Juwanda Amd. OT. (Okupasi Terapis Daya Pelita Kasih) dan Nila Sulaiman (Founder of Yayasan Cinta Harapan Indonesia & Orangtua Rayhan).

Joanes Juwanda Amd. OT. mengatakan, ada lima hal untuk menggali potensi individu dewasa autistik melalui pengelolaan respon adaptif.

Yakni, menawarkan pengalaman berkegiatan yang menyenangkan, membangun kedekatan dan keakraban emosional, memastikan pendampingan yang konsisten, pengelolaan stres respon dan membangun peralihan dari respon reflektif ke respon kognisi atau respon dengan kesadaran berpikir.

Baca juga: Cek 3 Fakta Down Syndrome, Kondisi yang Dialami Sofia Jirau Model Victorias Secret

Panel sesi dua dengan topik "Tantangan dan Kebutuhan Hidup Individu Dewasa Autistik". Dipandu oleh moderator Dr. Chrisdina Wempi (Head of LSCAA & LSBA) menghadirkan pembicara Tri Gunadi, konsultan anak berkebutuhan khusus dan Founder Yamet Child Development Center & Dosen Vokasi UI bersama Dr. Zulfikar Alimuddin (Founder of Yayasan Cinta Harapan Indonesia & Orangtua Rayhan) dan Damar Kristianto (Orangtua Fauzan - Alumni of LSBA).

Dr. Zulfikar sebagai orang tua dan pendiri Yayasan Cinta Harapan Indonesia menyampaikan, “Dalam menggali potensi individu autistik, Kita tidak perlu dikejar waktu atau berlomba untuk apapun, karena setiap anak mempunyai pencapaiannya masing - masing.

Diskusi ditutup dengan sambutan Kemal Effendi Gani. Dia menyatakan, forum ini diharapkan bisa mendukung orangtua dan agar individu dewasa autistik bisa menjadi mandiri dan berdaya”.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas