Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Ini Kemungkinan Penyebab Kematian Mendadak Saat Berolahraga

Kematian mendadak saat berolahgara sering dilaporkan terjadi. Pelatih jantung sehat Hang Rahardjo beri penjelasan soal itu.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Ini Kemungkinan Penyebab Kematian Mendadak Saat Berolahraga
freepik
Ilustrasi olahraga. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak jarang seseorang dilaporkan mengalami kematian mendadak saat olahraga

Pelatih jantung sehat sekaligus anggota Yayasan Jantung Indonesia (YJI) DKI Jakarta, Hang Rahardjo memberi penjelasan soal itu. 

Menurut dia, kemungkinan itu bisa terjadi pada orang yang kembali berolahraga dengan intensitas tinggi setelah lama berhenti melakukannya.

"Orang orang yang sudah terbiasa berolahraga, berhenti berolahraga. Kemudian tiba-tiba langsung berolahraga lagi, itu tidak dianjurkan. Jadi harus pelan-pelan lagi kembali," ungkapnya di Jakarta Timur, Rabu (1/11/2023). 

Baca juga: Cegah Serangan, Penting Lakukan Senam Jantung Sebelum Olahraga 

Hal itu tentu saja membahayakan, sehingga diimbau bagi masyarakat yang baru memulai berolahraga, agar melakukan secara bertahap. 

Jangan langsung berolahraga dengan beban yang berat. 

Berita Rekomendasi

Kebugaran tubuh sendiri paling lama 5-6 hari, karena usia berolahraga rutin. Setelahnya, jika tidak berolahraga lagi, kebugaran tubuh akan turun. 

Oleh karena itu, kata Rahardjo berolahraga harus baik, benar, teratur dan terukur.

Berolahraga sedini mungkin, sesuai kondisi fisik medis, jangan sampai berdampak negatif. 

"Kedua adalah benar. Mulai selalu dengan pemanasan 5-10 menit. Kemudian inti 30-60 menit, turunkan lagi dengan pendinginan 5-10 menit lagi," jelas Rahardjo. 

Selain itu, olahraga harus selalu teratur, minimal 3-5 kali dalam seminggu. 

Olahraga juga harus terukur. Bisa dengan dua cara yaitu mengukur denyut nadi atau tes bicara. 

"Kalau kita lagi olahraga, kalau sudah sampai ternegah-engah itu sudah ketinggian (intensitas olahraga) kalau masih bercakap dengan benar, itu oke," jelasnya. 

Sedangkan kalau saat berolahraga masih bisa bernyanyi, maka intensitas olahraga masih ringan. 

"Artinya kemampuan jantung harus disesuaikan dengan gerak kita. kalau tidak kuat terjadi itu," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas