Kenali Cara Kerja Endoskopi Saluran Cerna
Masalah pencernaan jika diabaikan akan berdampak signifikan terhadap kinerja tubuh. Karenanya, ada beberapa cara yang disarankan dokter untuk...
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Masalah pencernaan jika diabaikan akan berdampak signifikan terhadap kinerja tubuh. Karenanya, ada beberapa cara yang disarankan dokter untuk mengetahui dan memastikan kesehatan saluran pencernaan Anda.
Melalui edukasi bincang sehat yang diadakan Siloam Hospitals Bali (Selasa, 29/11/2023), bertajuk: 'Mengenal Endoskopi Saluran Cerna', dokter I Gede Pande Sastrawan Sp.PD, menyampaikan bahwa Endoskopi adalah salah satu metode pemeriksaan paling jitu yang disarankan dokter.
"Endoskopi adalah prosedur medis untuk memeriksa organ dalam tubuh Anda tanpa melakukan pembedahan besar. Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan suatu alat khusus yang disebut endoskop, yaitu alat berbentuk selang yang dilengkapi dengan senter dan kamera," tutur I Gede Pande Sastrawan melalui kanal Instagram yang disiarkan Siloam Hospitals Bali.
Menurut I Gede Pande, endoskopi merupakan tindakan medis dengan memasukkan endoskop atau selang tipis dan panjang secara langsung ke dalam tubuh melalui mulut atau dubur ke dalam saluran cerna guna mengamati organ dalam atau jaringan secara menyeluruh.
Apa Itu Endoskopi Saluran Cerna Atas?
Ada sejumlah jenis endoskopi sesuai lokasi periksa, salah satunya adalah endoskopi saluran cerna atau gastrointestinal endoscopy. Endoskopi saluran cerna atas adalah prosedur untuk melihat saluran pencernaan bagian atas secara visual, meliputi kerongkongan, perut ( lambung) hingga usus kecil atau duodenum.
Prosedur ini disebut juga dengan esophagogastroduodenoscopy (EGD). Dan untuk Endoskopi saluran cerna bawah meliputi; Anus, Ujung usus besarbesar (Rektum), ujung bawah usus kecil (Ileum terminal).
Baca juga: Siloam Hospitals Gelar Simposium Kardiovaskular, Libatkan Puluhan Tenaga Ahli Dalam dan Luar Negeri
Dikatakan Dokter Spesialis Penyakit Dalam I Gede Pande, endoskopi saluran cerna atas dapat menemukan penyebab dari beberapa gejala, yaitu adanya sensasi nyeri ulu hati, mual dan muntah, kembung berkepanjangan, bersendawa, mengalami pendarahan dan adanya masalah saat menelan.
"Termasuk adanya penurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan dan beberapa lainnya," imbuhnya.
Adapun beberapa penyakit yang bisa dideteksi menggunakan prosedur endoskopi adalah: Gastroesophageal reflux disease (GERD), kanker, luka, peradangan atau iritasi, kelainan pra-kanker seperti Barrett’s esophagus, penyakit celiac, penyempitan kerongkongan, penyumbatan dan beberapa lainnya.
"Saat melakukan prosedur endoskopi saluran cerna atas, tentunya ada beberapa hal yang perlu disiapkan terlebih dahulu. Pertama, pasien perlu menceritakan pada dokter tentang riwayat kesehatan, termasuk gejala yang dirasakan, alergi, dan semua obat maupun vitamin yang dikonsumsi. Dokter akan memberikan sejumlah arahan sebelum menjalani prosedur ini", tutur dokter I Gede Pande.
Baca juga: MRCCC Siloam Masuk Daftar RS Kanker Terbaik Asia Pasifik, Angin Segar Bagi Industri Kesehatan RI
Penanganan
Agar mencapai hasil optimal, Dokter akan meminta berpuasa selama 6-8 jam dengan tujuan agar lambung kosong dan bersih. Jika tidak, dokter akan kesulitan memeriksa dengan jelas sebab saluran cerna tertutup dengan makanan.
Kemudian, memungkinkan diberikan obat penenang agar nyaman selama tindakan. Anda juga mungkin diberikan bius cair berbentuk obat kumur atau semprotan guna membuat tenggorokan mati rasa dan mencegah tersedak.
Dalam beberapa kasus, endoskopi bisa dilakukan tanpa pembiusan. Selama tindakan, dokter mungkin akan; melakukan biopsi, menghentikan pendarahan pada saluran pencernaan, melakukan prosedur lain, misal melebarkan penyempitan saluran pencernaan.
Adapun lamanya prosedur endoskopi adalah sekitar 15 sampai 30 menit. Selama tindakan, Anda tidak akan merasakan apapun, kecuali tertidur dengan pulas akibat dari pemberian obat bius.
Selanjutnya, dokter akan memberikan arahan tentang perawatan pasca-endoskopi dilakukan. Endoskopi adalah prosedur yang tergolong aman. Namun, seperti prosedur medis lainnya, tetap mungkin efek samping dari tindakan ini. Pada kasus langka, komplikasi bisa terjadi.
Baca juga: OLAB Healthcare Gandeng Siloam dan Columbia Asia Sediakan Fasilitas MCU UltraFlex diIndonesia