Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Jangan Buru-Buru Diberi Sufor, Bayi Menangis Belum Tentu karena ASI Kurang

Sebagian besar ibu beranggapan jika bayi yang menangis disebabkan karena ASI yang Kurang. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Jangan Buru-Buru Diberi Sufor, Bayi Menangis Belum Tentu karena ASI Kurang
Shutterstock
Ilustrasi ibu menyusui. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi ibu baru, bayi yang selalu menangis sngatlah mengkhawatirkan. 

Sebagian besar ibu beranggapan jika bayi yang menangis disebabkan karena ASI yang Kurang. 

Ada sebagian ibu yang memutuskan memberi susu formula (sufor) pada sang buah hati. 

Menurut Ketua Pokja Penurunan Angka Kematian Ibu dan Stunting POGI Prof DR Dr Dwiana Ocviyanti, SpOG, Subs Obginsos, MPH, jangan terlalu buru-buru memberi anak sufor

Karena bayi yang menangis belum tentu akibat kekurangan ASI sehingga menyebabkan rasa lapar. 

"Menangis belum tentu karena ASI nya kurang," ungkapnya saat ditemui awak media di Jakarta, Minggu (7/1/2024). 

BERITA REKOMENDASI

Wajar saja jika bayi lebih banyak menangis karena ia masih belum bisa mengungkapkan perasaan lewat kata-kata. 

Menangis menjadi salah satu upaya bayi menyampaikan pada ibu kalau ia merasa lapar, sakit atau tidak nyaman.

Lantas apa yang perlu dilakukan ibu saat bayi menangis?

Pertama, mungkin memang bayi tengah lapar, maka yang dilakukan adalah menyusui. 

Kedua, kalau tidak lapar, mungkin saja bayi ingin digendong atau diayunkan.

"Mungkin perut kembung, atau ingin digoyang saja, diayun. Di dalam kandungan itu, dia seperti diayun-ayun, nyaman," tambahnya. 

Ketiga, buat bayi merasa nyaman. Bisa saja bayi menangis karena sedang tidak suk dibedong. 

"Jadi ada yang merasakan bedong seperti peluk dalam kandungan, tapi suatu saat gak nyaman. Saya pernah punya anak, dibuka terus tidur. Berarti dia lagi gak suka dibedong, wajar saja," jelasnya. 

Di sisi lain, Ketua Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR Dr Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, SpA(K) ungkap jika orangtua yang stres juga dapat memengaruhi kondisi bayi. 

Ketika kedua orangtuanya stres, maka bayi juga bisa menjadi rewel. 

"Bisa juga begini, orangtuanya stres. Itu dirasakan bayi. Bayinya juga stres. Jadi sekecil itu dia bisa merasakan kegalauan orangtua. Ibu nya stres, nular ke bayi," imbuh dr Piprim. 

Lebih lanjut,Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI & Dokter Spesialis Gastrohepatologi Anak Prof Dr Badriul Hegar Sjarif, SpA(K), PhD ungkap jika anak rewel, menangis dan kerap merasa tidak nyaman masih terhitung normal. 

"Tapi jangan lupa satu, rewel, nangis berlebihan iritable flashing itu normal pada bayi sehat,"kata dr Hegar. 

Orangtua jangan langsung buru buru melakukan intervensi dengan mengganti ASI ke Sufor.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas