Bisakah Perempuan dengan Endometriosis Hamil? Begini Kata Dokter
Salah satu masalah alat reproduksi yang menjadi momok bagi perempuan adalah endometriosis.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Salah satu masalah alat reproduksi yang menjadi momok bagi perempuan adalah endometriosis.
Penyakit ini adalah kronis progresif yang menyebabkan nyeri dan seringkali menyakitkan.
Baca juga: Tak Bisa Hamil Alami, Kapan Waktu yang Tepat bagi Pasangan Suami-Istri Mulai Program Bayi Tabung?
Di mana jaringan yang mirip dengan lapisan dalam rahim tumbuh di luar rahim.
Jaringan endometriosis bersifat seperti lapisan di dalam rahim, jaringan tersebut bisa menebal, rusak, dan berdarah setiap kali siklus menstruasi.
Jaringan ini tumbuh di tempat yang bukan semestinya sehingga menimbulkan rasa sakit yang berlebihan.
Situasi ini tentu menjadi pertanyaan, apakah perempuan dengan endometriosis bisa memiliki anak?
Baca juga: Hati-hati, Nyeri Saat Haid Bisa Jadi Tanda Gejala Endometriosis
Terkait hal ini, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan serta staf pengajar FKUI-RSCM Dr. dr. Kanadi Sumapraja, Sp. OG, Subsp. FER, MSc beri tanggapan.
Menurutnya, kehamilan masih bisa terjadi pada perempuan dengan endometriosis.
Hal ini disampaikan pada media briefing yang diselenggarakan Bayer dengan tema 'Terapi hormonal jangka panjang Dienogest menjadi rekomendasi kuat pengelolaan Endometriosis”.
"Kalau dikatakan seluruh penderita endometriosis masih bisa memiliki keturunan, tentu masih mungkin. Akan tetapi terkait cara apa yang dilakukan untuk mendapatkan keturunan,"ungkapnya di Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Cara untuk mendapatkan keturunan ini, disesuaikan dengan kondisi endometriosis yang dialami pasien.
Apakah konsepsi alami, inseminasi seperti opsi terakhir bayi tabung.
Tentu diupayakan tidak mengambil metode bayi tabung.
Akan tetapi ada pada kasus endometriosis, terpaksa harus melakukan upaya bayi tabung.
"Contoh jika sudah tahapan lanjut, dapat menimbulkan konsekuensi tahap perlekatan pada rongga perut," jelasnya.
Konsekuensi dari perlekatan perut ini adalah dapat menyebabkan kerusakan saluran tuba kanan dan kiri.
"Sehingga tidak ada kesempatan lagi bagi sperma dan sel telur. Tentunya pasien ini (perlu) mengikuti bagi tabung," imbuhnya.
Namun, metode bayi tabung bisa saja dihindari jika mendeteksi endometriosis sedari dini.
Agar, endometriosis dapat ditangani sesegera mungkin dan mendapatkan terapi jangka panjang.
Tujuannya, agar dapat mencegah progresivitas yang menyebabkan gangguan pada fungsi reproduksi perempuan.
"Ini terapi hormon jangka panjang tadi. Melakukan penyelamatan fungsi kesuburan pasien. Ini kenapa prinsipnya segera dikenali dan diterapi," tutupnya.
--