Kemenkes RI Ungkap Data Mengejutkan! Ada 3,3 Persen Calon Dokter Spesialis Ingin Bunuh Diri
Kemenkes ungkap survei skrining kesehatan jiwa program pendidikan dokter spesialis. Hasilnya mengejutkan, 33 persen dokter spesialis ingin bunuh diri.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) ungkap survei skrining kesehatan jiwa peserta program pendidikan dokter spesialis (PPDS) RS vertikal per Maret 2024.
Hasilnya cukup mengejutkan karena dari skrining ini menunjukkan banyak calon dokter spesialis mengalami masalah mental.
Baca juga: Tak Hanya Stunting, Penyuluh KB Didorong Peduli Kesehatan Jiwa
Setidaknya, ada 3,3 persen peserta PPDS yang menjalani skrining teridentifikasi ingin bunuh diri atau melukai diri sendiri.
Sebagai informasi, data ini diungkap lewat skrining kesehatan jiwa menggunakan kuesioner Patient Health Questionnaire-9 atau PHQ-9.
Kuesioner dijawab oleh total 12.121 mahasiswa PPDS di 28 rumah sakit vertikal pada 21, 22, dan 24 Maret 2024.
Baca juga: Indonesia Kekurangan 30.946 Dokter Spesialis, PB IDi Ungkap Sebarannya Tak Rata, Numpuk di Jakarta
Untuk hasil rincian data sebanyak 2.716 (22,4 persen) PPDS mengalami gejala depresi.
Rinciannya yaitu 1.977 (16,3 persen) depresi ringan, 486 (4 persen) depresi sedang, 178 (1,5 persen) depresi sedang-berat, dan 75 (0,6 persen) depresi berat.
Angka 2.716 atau 22,4 persen ini datang dari calon dokter yang sedang menempuh berbagai pendidikan spesialisasi.
Dan dalam 2 minggu terakhir, 3,3 persen PPDS merasa lebih baik mati atau ingin melukai diri sendiri dengan cara apa pun dengan rincian:
1. Merasakan hal ini beberapa hari sebanyak 322 orang (2,7 persen).
2. merasakan ini lebih dari separuh waktu sebanyak 52 (0,4 persen)
3. Merasakan ini hampir setiap hari ada 25
(0,2 persen).