6 Cara Cegah Penyakit Jantung Koroner, Mulai Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi hingga Kelola Stres
Dibandingkan dengan obat atau alat-alat canggih kedokteran untuk penyembuhan, peranan gaya hidup yang benar jauh lebih penting.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital Prof dr Dasaad Mulijono mengatakan, masalah jatuh sakit umumnya bukan disebabkan faktor genetik atau nasib yang buruk, tetapi salah dalam gaya hidup.
Bahkan, dibandingkan dengan obat atau alat-alat canggih kedokteran untuk penyembuhan, peranan gaya hidup yang benar jauh lebih penting.
Dasaad Mulijono berpendapat penyakit dapat muncul akibat mengonsumsi makanan yang salah atau karena gaya hidup yang salah dan ternyata 90 persen dari penyebab sumbatan jantung koroner dapat dicegah dengan cara melakukan gaya hidup sehat.
Dasaad membeberkan bahwa setidaknya gaya hidup sehat yang dapat membantu mencegah penyakit jantung koroner.
"Pemenuhan kebutuhan nutrisi sangat penting dan kita menyarankan pasien itu yang basicnya makanan itu sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian," ujar Dasaad kepada wartawan saat peluncuran Women’s Health Center, serta Heart & Vascular Center yang akan mulai beroperasi pada Agustus 2024 di Bethsaida Hospital Gading Serpong, Rabu (31/7/2024).
Dikatakannya, berolahraga sangat penting untuk membantu mencegah penyakit jantung koroner minimal 150 menit dalam seminggu.
Ia juga mengingatkan agar mengontrol stres untuk gaya hidup sehat yang dapat membantu mengurangi potensi penyakit jantung koroner.
Baca juga: Cara Mengetahui Gejala Penyakit Jantung Koroner dengan Jalan Kaki
"Juga cukup tidur karena bisa mencegah banyak penyakit. Jadi jangan kita kerja terus akhirnya jatuh sakit," katanya.
"Stop merokok harus dilakukan," sambung dr. Dasaad.
Faktor lainnnya adalah memastikan hubungan baik dengan lingkungan sekitar dan mempunyai support sistem, termasuk dari dokter.
"Dia butuh dukungan daripada sosialnya, temennya, dan dokternya," ungkap dr. Dasaad.
Untuk menunjang itu, ia mengatakan bahwa penting adanya Lifestyle Medicine di rumah sakit-rumah sakit di Indonesia.
Melihat pentingnya lifestyle ini, Dassaad mendirikan Bethsaida's Heart & Vascular Center melalui Lifestyle Medical Center yang telah membantu mencegah dan mengatasi sumbatan jantung serta komplikasi pemasangan stent.
"Program reversal kami juga berhasil menangani penyakit inflamasi kronis lainnya seperti diabetes, hipertensi, dan kanker," katanya.
dr. Pitono Yap, Direktur Bethsaida Hospital mengungkapkan, pihaknya mendukung upaya preventif dan promotif pemerintah dengan mengimplementasikan Lifestyle Medicine untuk PJK.
"Ini untuk mengembalikan kepercayaan pasien yang biasa berobat ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan internasional di dalam negeri, serta memiliki angka komplikasi dan kematian yang setara dengan rumah sakit internasional. Kami berharap lebih banyak pasien memilih berobat di dalam negeri sehingga devisa negara dapat diselamatkan," katanya.
Juga terkait kehadiran Women’s Health Center Bethsaida Hospital.
Kepala Women’s Health Center Bethsaida Hospital, dr. Ong Tjandra mengungkapkan, kehamilan dan kesehatan wanita adalah dua hal yang memerlukan perhatian dan perawatan khusus.
"Women’s Health Center ini kami yakin dapat menjadi jawaban bagi para calon ibu yang membutuhkan tempat konsultasi serta perawatan yang aman dan nyaman," katanya.
Apalagi adanya teknologi USG 4D HD Live, dan dokter subspesialis fetomaternal, kami dapat mendeteksi kelainan pada janin sejak trimester awal dan memberikan gambaran dengan detail dan penjelasan yang sangat baik bagi calon ibu.