Tekan Lonjakan Kasus, WHO Desak Produsen Vaksin Monkeypox Percepat Akses Tes Diagnostik Mpox
pengujian merupakan kunci bagi orang untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan sedini mungkin serta mencegah penyebaran lebih lanjut.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - WHO telah meminta produsen diagnostik in vitro (IVD) Monkeypox (Mpox) untuk mengajukan pernyataan minat untuk Daftar Penggunaan Darurat (EUL) .
WHO telah melakukan diskusi berkelanjutan dengan produsen tentang perlunya diagnostik yang efektif, khususnya di lingkungan berpenghasilan rendah.
Baca juga: 3 Warga Jakarta Barat Diduga Terpapar Virus Monkeypox, Sudinkes : Status Suspect
Permintaan pernyataan minat EUL oleh produsen merupakan perkembangan terbaru dalam diskusi ini.
Dilansir dari website resmi WHO, pengujian merupakan kunci bagi orang untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan sedini mungkin serta mencegah penyebaran lebih lanjut.
Baca juga: Antisipasi Monkeypox di Pertemuan Kepala Negara Afrika di Bali, Pemerintah Aktifkan PeduliLindungi
Sejak 2022, WHO telah memberikan sekitar 150.000 tes diagnostik untuk mpox secara global, yang lebih dari seperempatnya telah dikirim ke negara-negara di Kawasan Afrika.
Dalam beberapa minggu mendatang, WHO akan mengirimkan 30.000 tes lagi ke negara-negara Afrika.
Dengan sebanyak 1000 kasus yang diduga dilaporkan di Republik Demokratik Kongo saja minggu ini, permintaan untuk tes diagnostik meningkat.
Di negara yang sangat terdampak ini, WHO telah bekerja sama dengan para mitra untuk meningkatkan kapasitas diagnostik guna menanggapi lonjakan kasus.
"Sejak Mei 2024, enam laboratorium tambahan telah dilengkapi untuk mendiagnosis Mpox, yang memungkinkan desentralisasi kapasitas pengujian dari kota-kota besar ke provinsi-provinsi yang terdampak," ungkap WHO dilansir dari website resmi, Minggu (1/9/2024).
Dua dari laboratorium ini berada di Kivu Selatan, dipilih untuk menanggapi wabah jenis virus baru, yang disebut Ib.
Berkat upaya ini, tingkat pengujian telah meningkat secara dramatis di negara tersebut.
Baca juga: Geger! Jenis Monkeypox Berbahaya Pertama di Luar Afrika Ditemukan, 1 Warga Swedia Terinfeksi
Yaitu dengan empat kali lebih banyak sampel yang diuji pada tahun 2024 sejauh ini dibandingkan dengan tahun 2023.
WHO juga telah memperbarui panduan pengujian diagnostiknya untuk mendeteksi jenis virus baru dan bekerja sama dengan negara-negara untuk meluncurkannya.
Sebelumnya, WHO menerbitkan profil produk target untuk memandu produsen dalam pengembangan uji diagnostik baru.
Lebih lanjut, Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan pada 14 Agustus 2024 bahwa lonjakan Mpox di Republik Demokratik Kongo (DRC) dan di sejumlah negara di Afrika merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC) berdasarkan Peraturan Kesehatan Internasional (2005).
Produsen IVD kini diminta untuk menyerahkan data kualitas, keamanan, dan kinerja yang tersedia kepada WHO sesegera mungkin.
IVD adalah pengujian yang dilakukan di laboratorium untuk mendeteksi patogen. Deteksi DNA virus melalui pengujian PCR (Polymerase Chain Reaction) merupakan standar emas untuk diagnosis Mpox.
Pengujian ini mendeteksi DNA virus dalam sampel yang diambil dari lesi kulit, seperti cairan atau kerak dari vesikel atau pustula.
Baca juga: WHO Undang Produsen Vaksin Monkeypox Serahkan Berkas untuk Evaluasi Darurat
Pengujian darah tidak direkomendasikan untuk diagnosis rutin dan metode deteksi antibodi dapat digunakan untuk klasifikasi kasus retrospektif tetapi tidak untuk diagnosis.
Melalui prosedur EUL, WHO dapat menyetujui penggunaan produk medis seperti vaksin, tes, dan perawatan.
Serta mengevaluasi penerimaan penggunaan produk tertentu untuk pengadaan terbatas waktu dalam situasi darurat.
Proses ini bertujuan untuk membantu negara-negara yang belum menyetujui produk medis melalui proses persetujuan nasional.
Dengan tujuan mendapatkan produk yang sangat dibutuhkan seperti tes melalui badan-badan PBB dan mitra lainnya.
Perluasan akses ke layanan diagnostik sangat dibutuhkan karena pengujian sangat penting untuk langkah-langkah penting.
Seperti peningkatan kapasitas laboratorium, peningkatan investigasi kasus, pelacakan kontak, pengumpulan data pengawasan, dan pelaporan tepat waktu.
Secara keseluruhan, hal ini membantu negara-negara mengidentifikasi rantai penularan, mendeteksi kasus lebih awal, mencegah penyebaran lebih lanjut, dan memantau virus secara real-time.
Pembentukan prosedur Daftar Penggunaan Darurat untuk pengujian diagnostik mpox akan membantu mencapai tujuan ini.