Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kabar Baik Buat Pecinta Teh dan Kopi, Rutin Ngopi Bisa Kurangi Risiko Sakit Jantung, Tapi . . .

Kabar baik bagi pecinta kopi dan teh.  Sebuah studi b.aru mengaitkan konsumsi kafein dalam jumlah sedang memiliki risiko lebih rendah kena penyakit

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kabar Baik Buat Pecinta Teh dan Kopi, Rutin Ngopi Bisa Kurangi Risiko Sakit Jantung, Tapi . . .
Freepik
Ilustrasi minum kopi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - -Ada kabar baik bagi pecinta kopi dan teh.  Sebuah studi baru mengaitkan konsumsi kafein dalam jumlah sedang memiliki risiko lebih rendah terkena berbagai penyakit kardio metabolik.


Seperti diabetes tipe dua, stroke, hingga penyakit jantung koroner.


Dilansir dari Health, temuan ini berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Endokrinologi Klinis & Metabolisme. 

Baca juga: Risiko Diabetes Pada Kalangan Muda Melonjak 70 Kali Lipat, Ketahui Cara Cegahnya!

Disebutkan bahwa orang yang minum sekitar tiga cangkir kopi atau teh sehari memiliki risiko 48 persen lebih rendah terkena dua atau lebih penyakit kardio metabolik, jika dibandingkan dengan mereka yang minum kurang dari satu cangkir sehari.


Hal ini diungkapkan oleh kata salah satu penulis utama studi tersebut, Chaofu Ke, PhD, seorang profesor madya di Departemen Epidemiologi dan Biostatistik di Universitas Soochow di Tiongkok, kepada Health .


"Temuan ini menyoroti bahwa mempromosikan asupan kopi atau kafein dalam jumlah sedang sebagai kebiasaan diet bagi orang sehat mungkin memiliki manfaat yang luas untuk pencegahan penyakit kardio metabolik," kata Chaofu. 

Berita Rekomendasi

 

Bagaimana kafein memengaruhi kesehatan kardio metabolik?


Untuk menilai bagaimana kafein dapat memengaruhi kesehatan kardio metabolik, para peneliti menganalisis kebiasaan mengonsumsi kafein dari sekitar 360.000 orang berusia 37 hingga 73 tahun dari UK Biobank.


Penelitian ini menggunakan studi longitudinal besar yang mencakup data kesehatan anonim dari para peserta yang telah menyelesaikan kuesioner tentang konsumsi dan kebiasaan kafein mereka. 


Para peserta disebutkan tidak memiliki riwayat penyakit kardio metabolik saat studi dimulai.

Baca juga: Khasiat Minum Teh Hijau Jepang, Bantu Ciptakan Ketenangan dan Jaga Kesehatan Mental


Para ilmuwan mengamati konsumsi kafein dan apakah peserta telah mengembangkan penyakit kardio metabolik.


Tim menemukan bahwa orang yang mengonsumsi sekitar 200 hingga 300 miligram (mg) kafein sehari memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardio metabolik dibandingkan dengan orang yang minum kurang dari 100 mg sehari.


Peserta yang memilih kopi sebagai minuman berkafein pilihan memiliki risiko terendah, dengan penurunan sekitar 50 persen. 


Sebagai perbandingan, mereka yang mengonsumsi kopi dan teh sekitar 40 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan kondisi kesehatan kardio metabolik.


Para peneliti juga menemukan bahwa kafein tampaknya tidak memiliki efek negatif pada kesehatan kardio metabolik pada 4 persen orang yang mengonsumsi lebih dari 400 mg kafein


Baik dari kopi atau teh atau keduanya. 

Para peneliti tidak sepenuhnya yakin mengapa kafein dapat meningkatkan kesehatan kardio metabolik. 


Namun, Chaofu  mengatakan bahwa asupan kafein harian dalam jumlah sedang dapat mengatur kadar metabolit tertentu. 


Senyawa yang diproduksi saat tubuh memecah makanan dan cairan, yang terkait dengan penyakit kardio metabolik, seperti lipid tertentu.


Para penulis menunjukkan beberapa keterbatasan penelitian tersebut.


Termasuk bahwa penelitian tersebut mengevaluasi kafein sebagai bahan dalam kopi atau teh tetapi tidak pada minuman berkarbonasi dan minuman berenergi. 


Selain itu, penelitian tersebut hanya menemukan hubungan antara asupan kafein sedang dan risiko penyakit kardio metabolik yang lebih rendah tetapi tidak membuktikan hubungan sebab akibat.


“Penelitian di masa mendatang diperlukan untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang jalur dari asupan kafein hingga metabolit yang beredar dan kemudian ke penyakit kardio metabolik,” tambah Chaofu. 


Di sisi lain, ia mengingatkan bahan tambahan seperti gula, pemanis buatan, atau krim kocok.


Semua bahan tambahan ini dapat meningkatkan kalori dan karena itu dapat meningkatkan risiko terkena kondisi kardio metabolik.


Namun, Mathis tidak menyarankan untuk menjadi peminum kopi atau teh untuk pertama kalinya atau mengonsumsi suplemen kafein hanya berdasarkan hasil penelitian. 


Ia juga memperingatkan agar tidak mengonsumsi terlalu banyak kafein, bahkan bagi orang yang rutin mengonsumsinya.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas