Apakah Implan Gigi Aman Bagi Penderita Penyakit Tertentu?
Prosedur pemasangan implan gigi di Damessa dilakukan melihat anatomi rahang dan mulut pasien secara keseluruhan
TRIBUNNEWS.COM - Implan gigi kini jadi pilihan populer untuk menggantikan gigi hilang, karena memberikan kestabilan dan kekuatan lebih dibandingkan gigi palsu lepas-pasang atau jembatan gigi. Namun, tidak semua orang cocok untuk menjalani prosedur ini.
Prosedur pemasangan implan gigi di Damessa dilakukan melihat anatomi rahang dan mulut pasien secara keseluruhan, kondisi kesehatan pasien, potensi trauma, dan kemampuan healing atau penyembuhan. Pasien dengan kondisi tertentu memiliki resiko komplikasi atau masalah pasca-operasi implan. Berikut ini adalah beberapa kontraindikasi implan gigi yang penting untuk diketahui.
Penyakit periodontal
Periodontitis adalah peradangan pada tulang penopang gigi yang mengurangi tinggi tulang rahang. Pasien dengan periodontitis aktif atau riwayat periodontitis berisiko gagal implan karena kondisi tulang yang tidak mencukupi untuk mendukung implan atau bakteri yang masih ada. Konsultasikan dengan klinik gigi terdekat sebelum Anda melakukan pemasangan implan jika memiliki kondisi gigi seperti ini.
Kebiasaan merokok
Merokok adalah salah satu kontraindikasi relatif bagi implan gigi. Nikotin pada rokok dapat memperlambat aliran darah ke gusi dan jaringan sekitarnya, sehingga menghambat proses penyembuhan. Merokok juga meningkatkan risiko infeksi dan kegagalan implan. Dokter gigi seringkali merekomendasikan untuk berhenti merokok setidaknya beberapa minggu sebelum dan setelah prosedur.
Baca juga: Perlu Saran Dokter untuk Menentukan Pilihan antara Pakai Gigi Palsu atau Implan Gigi
Kebiasaan menggertakan gigi (bruxism)
Bruxism adalah kondisi dimana pasien menggertakkan-gertakan gigi, biasanya kebiasaan ini terjadi saat pasien sedang tidur dan pasien itu sendiri sering kali tidak menyadari bahwa pasien memiliki kebiasaan bruxism. Bruxism adalah faktor risiko yang diketahui untuk fraktur dan kegagalan implan akibat tekanan yang diteruskan ke gigi berlebihan. Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa pasien dengan bruxism memiliki risiko kegagalan implan dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan pasien tanpa bruxism.
Gangguan pembekuan darah
Penyakit hemofilia atau penggunaan obat pengencer darah dapat meningkatkan risiko perdarahan saat operasi implan.
Gangguan autoimun
Kondisi autoimun seperti lupus atau rheumatoid arthritis bisa mempengaruhi proses penyembuhan dan menghambat penerimaan tubuh terhadap implan
Diabetes mellitus
Pasien diabetes yang kadar gula darahnya tidak terkontrol rentan terhadap infeksi dan memiliki proses penyembuhan luka yang lebih lambat. Pasien diabetes sering mengalami penurunan kualitas tulang, yang dapat mengurangi kemampuan tulang rahang untuk menyatu dengan implan (osseointegration). Ini dapat meningkatkan risiko kegagalan implan.
Selain itu, kadar glukosa darah yang tidak stabil dapat memperlambat proses penyembuhan setelah pemasangan implan, meningkatkan risiko infeksi dan komplikasi pascaoperasi. Diabetes juga dapat mempengaruhi aliran darah, terutama pada pembuluh darah kecil, yang mengurangi pasokan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tulang rahang dan jaringan lunak untuk proses penyembuhan yang optimal.
Osteoporosis
Osteoporosis adalah kondisi dengan massa tulang rendah yang membuat tulang rapuh, yang sering kali terjadi pada wanita pasca-menopause. Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa terjadi kehilangan tulang di sekitar implan pada pasien yang menderita osteoporosis
Penggunaan bisphosphonate
Bisphosphonate adalah obat yang sering digunakan untuk mengobati berbagai kondisi yang memengaruhi kesehatan tulang, seperti osteoporosis, penyakit Paget, dan beberapa jenis kanker tulang. Obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas osteoklas (sel yang memecah tulang), sehingga memperlambat proses penyerapan kembali tulang dan mempertahankan kepadatan tulang.
Namun, penggunaan bisphosphonate dalam jangka panjang, terutama dalam bentuk intravena, telah dikaitkan dengan risiko kegagalan implan gigi. Bisphosphonate memperlambat proses remodeling atau pembentukan ulang tulang. Saat implan gigi dipasang, tulang rahang perlu menyatu dengan implan agar implan dapat stabil. Pada pasien yang menggunakan bisphosphonate, proses ini terganggu, sehingga implan menjadi kurang stabil dan rentan mengalami kegagalan.
Sedang menjalani radioterapi atau kemoterapi
Kemoterapi dan radioterapi adalah dua jenis pengobatan utama yang digunakan untuk mengobati kanker. Pengobatan ini dapat memengaruhi kesehatan jaringan mulut dan tulang rahang.
Salah satu efek samping radio/kemoterapi yang paling umum adalah kekeringan mulut, yang terjadi karena penurunan produksi air liur. Air liur berfungsi sebagai pelindung bagi gigi dan gusi, serta membantu proses penyembuhan luka. Kekeringan mulut dapat meningkatkan risiko pembentukan plak, karies gigi, dan infeksi gusi, yang semuanya dapat memengaruhi keberhasilan implan gigi
Radio/kemoterapi dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka dan regenerasi jaringan. Karena pemasangan implan gigi melibatkan pembedahan dan penyembuhan tulang rahang, kemampuan penyembuhan yang terganggu pada pasien kemoterapi dapat menyebabkan implan tidak menyatu dengan tulang rahang dengan baik
Baca juga: 9 Dampak Kebanyakan Makan Gula terhadap Kesehatan Gigi, Merusak Gigi dan Gusi Sekaligus
Pasang Implan di Damessa Family Dental Care!
Apabila Anda mengalami kehilangan gigi dan ingin dilakukan pemasangan implan gigi, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter gigi di Damessa Family Dental Care. Dokter gigi berpengalaman di Damessa selalu siap memberikan perawatan yang optimal dan sesuai dengan kondisi Anda
Damesa menggunakan material implan dari brand-brand internasional ternama seperti Osstem dan Straumann, yang sudah terbukti kualitasnya. Material ini dirancang untuk menyatu sempurna dengan tulang rahang Anda, memberikan hasil yang kuat dan tahan lama.
Jika Anda mempertimbangkan untuk melakukan implan gigi, pastikan Anda memilih klinik gigi yang terpercaya seperti Damesa, agar mendapatkan hasil yang optimal dan memuaskan.
REFERENSI
Kullar AS, Miller CS. Are There Contraindications for Placing Dental Implants? Dent Clin North Am. 2019 Jul;63(3):345-362. doi: 10.1016/j.cden.2019.02.004. Epub 2019 Apr 15. PMID: 31097131.
Gómez-de Diego R, Mang-de la Rosa Mdel R, Romero-Pérez MJ, Cutando-Soriano A, López-Valverde-Centeno A. Indications and contraindications of dental implants in medically compromised patients: update. Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2014 Sep 1;19(5):e483-9. doi: 10.4317/medoral.19565. PMID: 24608222; PMCID: PMC4192572.