Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Gendang Telinga Bisa Sobek Jika Bersihkan Telinga Gunakan 'Cotton Bud', Dokter: Gunakan Tisu Halus

Setiap anak dan masyarakat Indonesia memiliki akses yang setara terhadap pelayanan kesehatan pendengaran berupa deteksi dini.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: willy Widianto
zoom-in Gendang Telinga Bisa Sobek Jika Bersihkan Telinga Gunakan 'Cotton Bud', Dokter: Gunakan Tisu Halus
Freepik
Ilustrasi membersihkan telinga dengan cotton bud tidak disarankan, berikut cara alami bersihkan telinga 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dokter Spesialis Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dokter Harim Priyono menyebut pentingnya pemeriksaan kesehatan pendengaran dilakukan sedini mungkin. Di Indonesia, kesehatan pendengaran seringkali luput dari pantauan pertumbuhan dan perkembangan anak oleh orang tua.

Baca juga: Jangan Sembarangan Dengarkan Musik Sebelum Tidur, Berikut Tips Agar Telinga Tetap Sehat

Pemeriksaan ini bisa dilakukan sejak bayi berusia 2 hari, harapannya untuk mendeteksi masalah pada telinga. Keterlambatan deteksi gangguan pendengaran bisa berakibat fatal dan serius, dimana anak menjadi tuli permanen seumur hidup.

Gangguan pendengaran dapat dideteksi dini dengan mengamati reaksi anak terhadap suara dengan tes pendengaran. “Instruksinya memeriksa fungsi sensor suara, rumah siput atau koklea berfungsi baik atau tidak dengan alat namanya Otot Acoustic Emission (OAE). Alat ditempelkan ke liang telinga bayi untuk mengetahui fungsi pendengaran bayi,” kata dia saat peluncuran Jakarta Ear and Hearing Center (JEHC) di Jakarta, baru-baru ini.

Setelah itu, cek kesehatan pendengaran bisa dilakukan setiap 6 bulan sekali. Adapun masalah yang kerap terjadi pada telinga berupa infeksi telinga, gangguan pendengaran maupun kelain bawaan, “Bilamana ada kotoran maka dokter THT bisa melakukan membersihkan liang telinga. Setelah itu, rutin diperiksa 6 bulan sekali. Di luar negeri pemeriksaan seperti ini sudah biasa dan dibiayai oleh negara. Di Indonesia belum menjadi hal yang biasa,” kata dia.

Baca juga: Mengenal Telinga dan Bagiannya, serta Contoh Soal dan Pembahasan

Ia mewanti-wanti, membersihkan telinga dengan cotton bud sangat tidak disarankan apalagi untuk bayi, karena berisiko melukai atau merobek gendang telinga.

Sudah sejak lama, WHO tidak merekomendasikan cotton bud untuk membersihkan kotoran telinga. “Tidak diizinkan membersihkan telinga dengan cotton bud. Bilamana ingin  menghilang air yang masuk ke telinga, bisa menggunakan tisu halus kosmetik yang dipilin kemudian dimasukan ke liang te​linga hanya untuk menyerap air,” ungkap dia.

Dokter Harim mengatakan, dengan adanya pusat layanan pemeriksaan pendengaran, kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan telinga dan pendengaran akan semakin meningkat, serta penanganan gangguan pendengaran di Indonesia dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien.

Baca juga: Persiapan Sebelum Bedah Jantung yang Perlu Diketahui: Cek Gigi, THT Hingga Stok Darah

Berita Rekomendasi

Ditambahkan direktur Mitra Keluarga Kelapa Gading, dr. Ronald Reagan, M.M., MARS mengatakan, melalui pusat layanan ini pihaknya ingin memastikan bahwa setiap anak dan masyarakat Indonesia memiliki akses yang setara terhadap pelayanan kesehatan pendengaran berupa deteksi dini dan pengobatan gangguan pendengaran, termasuk penerapan implan koklea untuk membantu mereka yang kehilangan pendengaran.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas