Kembali Digelar, Festival Jatiluwih akan Tampil Beda
Festival Jatiluwih kembali digelar untuk kali kedua dan akan berlangsung pada 14-15 September 2018 mendatang. Festival tersebut akan diselenggarakan
Penulis: FX Ismanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, TABANAN - Festival Jatiluwih kembali digelar untuk kali kedua dan akan berlangsung pada 14-15 September 2018 mendatang. Festival tersebut akan diselenggarakan di kawasan Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, Tabanan-Bali. Pasalnya, festival Jatiluwih kali ini akan terlihat berbeda dengan tahun sebelumnya, kali ini akan mengambil tema Matha Subak yang memadukan seni tradisional dengan modern.
Hal itu pun diakui pula oleh I Nengah Sutirtayasa Selaku Ketua DTW Jariluwih sekaligus ketua Panitia festival tersebut. “Tentunya untuk festival tahun ini, akan terkesan lebih berwarna dari kreativitas dan budayanya,” tuturnya saat menggelar jumpa pers di Restoran Gong, Desa Jatiluwih, Penebel, Tabanan, Kamis (07/09/2018).
Ia mengakui, jika konsep yang diusung tahun ini seiring dengan pendalaman dan penggalian tema potensi unggulan Jatiluwih. Seperti yang diketahui, imbuhnya, jika Tabanan dikenal sebagai lumbung berasnya Pulau Bali dan hal ini ditunjang dengan luasnya persawahan di kabupaten Tabanan yang secara produktif menghasilkan padi terbaik. "Jadi kita sangat bersyukur bisa kembali menggelar kegiatan ini dan dipastikan tahun 2018 ada banyak kejutan dan berbeda dari sebelumnya," kata Nengah Tirtayasa.
Menariknya di tahun ini juga, pihak penyelenggara festival akan lebih banyak menggandeng dan menghadirkan kesenian-kesenia Bali, seperti tari-tarian, kuliner hingga musik modern. Nantinya selama dua hari penyelenggaraan festival pengunjung akan diajak menikmati suasana alam yang sangat sejuk dan menyegarkan.
Ia juga menambahkan jika penyelenggaraannya festival akan dilangsungkan ditengah sawah seluas 2 hektar dengan konsep panggung amfiteater. "Ini sangat berbeda dengan lainnya. Disini juga tersedia camp untuk pengunjung yang mau menyewa," imbuhnya. Festivalnya sendiri buka dari jam 10.00 wita hingga malam hari. Selain bisa menikmati hiburan dan kolaborasi, pengunjung juga bisa menikmati keindahan Jatiluwih nan hijau nan sejuk.
Sementara itu, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti mengharapkan dengan adanya festival tersebut dapat mendongkrak sektor pariwisata yang ada di Kabupaten Tabanan. "Dengan adanya festival ini tentunya saya sangat berharap Jatiluwih bisa lebih dikenal lagi, tidak hanya oleh orang lokal melainkan oleh mancanegara, sehingga PAD Tabanan pun akan meningkat, ” ungkap Eka.
Bupati perempuan pertama di Bali tersebut memang tidak pernah kehabisan akal dalam menciptakan inovasi untuk mengangkat citra dan meningkatkan potensi daerah yang dimilikinya, setelah sebelumnya mengadakan Festival Tanah Lot yang berhasil mendatangkan wisatawan lebih dari 60 ribu orang dalam jangka waktu tiga hari, kini ia ingin mengulang keberhasilan tersebut pada festival Jatiluwih.
“Dengan adanya festival ini ditargetkan akan mampu meningkatkan kunjungan ke Jatiluwih ini hingga 50 persen. Sekitar 2.400 wisatawan perharinya, Kalau hari biasa saat bulan rame yang biasanya terjadi pada Agustus mencapai 1.600 wisatawan perhari, setelah itu pada bulan biasa biasanya mencapai 1000 wisatawan perhari, ” tandas Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti.