B20 menggantikan Solar Murni Mulai 1 September 2018
Salah satu Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar murni atau B-0 bakal tidak dijual lagi di SPBU seluruh Indonesia.
Editor: Content Writer
Salah satu Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar murni atau B-0 bakal tidak dijual lagi di SPBU seluruh Indonesia.
Seperti dikutip dari Kompas.com, Sabtu (1/9) Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution mempertegas hal tersebut.
Ia menyatakan solar murni bakal di stop penjualannya mulai 1 September 2018.
"Jadi mulai besok (hari ini,red) tidak ada lagi B-0. Jangan sampai ada yang bilang kalau solarnya itu hasil impor lama. Saya enggak peduli pokoknya mulai besok campur," tegas Darmin saat memberikan sambutan dalam peluncuran mandatori B20 di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (31/8/2018).
Sebagai gantinya solar murni akan diubah menjadi B20 alias bahan bakar biodiesel.
Biodesel merupakan campuran solar 80 persen dan minyak kelapa sawit atau CPO sebesar 20 persen.
Darmin melanjutkan Darmin menambahkan, apabila Badan Usaha BBM (BU BBM) tidak melakukan pencampuran, dan Badan Usaha BBN tidak dapat memberikan suplai FAME (Fatty Acid Methyl Ester) ke BU BBM akan dikenakan denda sebesar Rp 6.000 per liter.
Adapun produk B-0 nantinya hanya untuk Pertadex atau Diesel Premium.
Namun ada beberapa pengecualian digunakannya solar murni untuk keperluan tertentu.
Contohnya untuk Pembangkit Listrik yang menggunakan turbin aeroderivative, bahan bakar untuk alat utama sistem senjata (alutsista) TNI dan operasional kendaraan perusahaan tambang Freeport di daerah ketinggian.
Semua pengecualian itu bakal menggunakan B-0 setara dengan Pertadex.
"Ada yang mengatakan kejam benar dendanya segitu ya ini hari harus dilakukam biar tidak ada yang tidak pakai B20," sebut Darmin.
Diketahui sebelumnya CPO Indonesia terancam tidak bisa masuk ke Eropa karena berbagai aturan di sana.
Pemerintah Indonesia bakal menggalakkan penggunaan bbm jenis biodesel.
Hal ini karena produksi CPO Indonesia lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan biodesel dalam negeri.
Terlebih adanya lobi pemerintah ke Boeing Amerika Serikat agar pesawat mereka menggunakan biodesel dengan CPO asal Indonesia sebagai campuran bahan bakarnya.
Akan tetapi belum ada jawaban resmi dari Boeing untuk hal ini. (*)