Ikut Pertemuan IMF-WBG, Menpar Jumpa Sekjen OECD
Menpar Arief Yahya tiba di Nusa Dua Bali, Kamis (11/10), Menteri asal Banyuwangi ini mengikuti rangkaian kegiatan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Gro
Editor: Content Writer
Menteri Pariwisata Arief Yahya tiba di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10). Menteri asal Banyuwangi ini mengikuti rangkaian kegiatan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group. Salah satunya menghadiri OECD Secretary General Meeting di Octopus Ristorante, Ayodya Hotel.
Saat bertemu OECD (organization for economic cooperation development), Menteri Pariwisata didampingi Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Nia Niscaya, dan Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Kementerian Pariwisata Hiramsyah Thaib.
“Pertemuan dengan OECD dilakukan untuk membicarakan perihal kerjasama dalam bidang pariwisata. Tujuannya adalah mendukung pencapaian target kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia,” terang Menteri Arief Yahya.
Dalam kesempatan itu, Menpar menerima Sekjen OECD, Jose Angel Guírra bersama jajaran di sela-sela Meeting IMF-WB di Bali. Pembahasan seputar pengembangan kepariwisataan Indonesia untuk kedepannya. Caranya dengan bantuan expertise dari OECD.
“Tiga poin utama adalah tentang kebijakan deregulasi. Kebijakan ini semakin digalakkan untuk memudahkan ease of entering Indonesia dan ease of doing business di Indonesia,” paparnya.
Poin kedua terkait dengan investasi dan pembiayaan. Tujuannya adalah pengembangan destinasi pariwisata untuk sustainable tourism development. Dan yang terakhir pengembangan SDM.
“Sumber daya manusia pariwisata di Indonesia, harus terus meningkatkan skills and competence. Tujuannya, agar para pelaku pariwisata di Indonesia bisa memiliki daya saing,” jelas Menpar.
Sedangkan Sekjen OECD Jose Angel Guírra, menyatakan Indonesia sudah tepat memilih pariwisata sebagai salah satu sektor prioritas. Sebab pengembangan kepariwisataan di Indonesia goes beyond the scope of just tourism.
Menurut Jose, pariwisata adalah kontributor untuk peningkatan devisa, PDB dan tenaga kerja yang paling mudah dan murah. Ia juga menilai pariwisata sebagai faktor utama inclusive growth.
“Melalui kerjasama, OECD berharap dapat membantu Indonesia. Khususnya dalam hal analisis dan riset di bidang kepariwistaaan. Tujuannya tentu untuk masa depan Indonesia yang lebih baik,” katanya. (*)