Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wow, GenPI Maluku Utara Kini Punya Destinasi Digital Pasar Melayu

GenPI memang paten. Kreativitasnya tak pernah berhenti. Kalau gak percaya, lihat saja aksi GenPI Maluku Utara (Malut) yang telah meluncurkan destinasi

Editor: Content Writer

Generasi Pesona Indonesia (GenPI) memang paten. Kreativitasnya tak pernah berhenti. Kalau gak percaya, lihat saja aksi GenPI Maluku Utara (Malut) yang telah meluncurkan destinasi digital Pasar Pasar Melayu, Minggu (28/10). Sedari pagi hingga petang, serangkaian acara super heboh mewarnai acara peluncuran tersebut.

"Yang pasti kami akan tampil beda. Kami ingin Pasar Melayu menjadi sebuah atraksi pariwisata yang unik dan menarik," ujar Sekertaris Genpi Malut Nyong Capalulu..

Bagaimana tidak menarik. Kemeriahan terjadi sejak pukul 08.00 WIT. Ada Falinggir Festival atau Festival Layang-Layang yang akan dilangsungkan. Festival ini akan memperlombakan 2 kategori yang sama serunya. Ada kategori Layang-layang Hias dan kategori Baku Potong.

"Nah uniknya ada permainan masa kecil. Seru banget ada adu layang-layang. Yang benangnya bagus dia yang menang. Teknik dan angin juga mempengaruhi. Belum lagi indahnya layang-layang hias yang ikut lomba, bikin semua menjadi tambah menarik," ungkapnya.

Acara disiang harinya pun tak kalah hebohnya. Ada Jang Foloi Karnaval yang dilangsungkan pukul 14.00 hingga 16.00 WIT. Acaranya dijamin tambah meriah. Pasalnya berbagai kostum fantastis dan kendaraan hias yang super keren ikut di karnaval ini. Rutenya cukup panjang. Peserta memulai start dari Taman Nukila hingga berakhir di Benteng Oranje, yang merupakan lokasi Pasar Melayu.

"Jadi finishnya sekalian langsung di Pasar. Jadi klimaksnya dapat di Pasar," terang Nyong.
Lantas apa saja di atraksi pada pembukaan? Untuk ini tak perlu khawatir. Sajian mumpuni kekayaan budaya Malut menyapa pengunjung dan tamu undangan. Sambutan Tari Soya-soya hingga Tarian Yakis Bacan mampu menyihir pengunjung.

Kemeriahan peluncuran Pasar Melayu tersebut sangatlah wajar. Pasalnya Pasar Melayu merupakan destinasi digital yang keren. Di destinasi digital ini ada 16 stand yang menyediakan Kuliner dan sofenir khas daerah Malut. Selain itu ada 2 wahana permainan anak. Spot fotonya sudah pasti oke. Pasar ini memilik 6 spot foto kece yang siap memanjakan hasrat selfie para wisatawan.

Berita Rekomendasi

Pemilihan lokasi pasar pun sangat tepat. Benteng Oranje merupakan situs sejarah yang terkenal di Kota Ternate. Benteng ini dulunya adalah pusat pertahanan bangsa Portugis ketika menduduki Ternate. Benteng ini didirikan pada tahun 1607 oleh Cornelis Matclief de Jonge.

Saat itu, Benteng Oranje dihuni oleh mayarakat Melayu sehingga sering juga disebut Benteng Melayu atau Malayo. bahkan ketika masa pendudukan Belanda, benteng ini juga menjadi pusat pemerintahan tertinggi Hindia Belanda.

"Kalau boleh dibilang ini adalah salah satu ikon Kota ternate. Jadi siapapun mengenal tempat ini. Kami ingin meramaikan ikon ini dengan adanya destinasi digital di dalamnya. Biar makin ramai," pungkas Nyong.

Acungan jempol pun langsung diberikan Staff Khusus Menteri Pariwisata Bidang Komunikasi dan Media Don Kardono. Dirinya begitu antusias menyambut peluncuran Pasar Melayu di Malut. Don mengatakan, peluncuran ini merupakan langkah tepat untuk menambah daya dobrak pariwisata Malut.

“Kita sejak awal sudah optimis pasar-pasar ini akan cepat berkembang. Karena destinasi digital ini memberikan dua keuntungan, yaitu offline dan online. Offline-nya ya pasar Yang digelar tiap minggu yang selalu ramai. Online-nya, anak-anak GenPI sangat gencar dalam bermedia sosial. Bisa menciptakan 3-4 trending topic tiap minggunya. Dipastikan ini makin membuat destinasi sekitarnya juga ikut berkembang,” jelas Don Kardono.

Hal senada juga diungkapkan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menpar menjelaskan destinasi digital atau yang kerap dikenal Pasar Zaman Now ini memiliki positioning, differentiation dan branding.

Positioning-nya, yaitu esteem economy, generasi millenials yang butuh pengakuan, dan media sosial. Differentiation-nya Instagrammable dan digitalable photogenic. Sementara branding-nya, menjadi destinasi zaman now.

“Kids Zaman Now 70% Eksis di Dunia Maya, Dunia Digital. Media pun sebagai channel menuju ke sana. Pariwisata kita pun makin kreatif makin instagramable, memikirkan objek gambar, agar kalau difoto, layak diposting di medsos, dan banyak likes, comments, banyak repost, share, dan interaksi positif. Dan itu semua sekarang di wadahi oleh GenPI dengan destinasi digitalnya. Maju terus pariwisata Indonesia. Salam Pesona Indonesia. GenPI! Gas!,” ujar Menpar Arief Yahya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas